Pages

Tuesday, November 19, 2019

Semua Mata Tertuju ke Perry, Eh (Maksudnya) BI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar keuangan Indonesia pada hari Selasa (19/11/2019) bergerak secara variatif. Rupiah melemah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit, sementara Pasar Obligasi Pemerintah bervariasi.

Rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 14.085/US$ atau melemah 0,11%. Mayoritas mata uang utama Asia melemah. Namun, pelemahan 0,11% menjadikan rupiah mata uang dengan kinerja terburuk di Asia.

Dari Pasar Obligasi Pemerintah, kinerjanya bervariatif. Seri benchmark tenor 10 tahun dengan seri FR0078 mengalami kenaikan yield 2,6 basis poin (bps) menjadi 7,03%. Tetapi seri 5 tahun, FR0077, mengalami penurunan yield 1,6 bps menjadi 6,493.

Yield Obligasi Negara Acuan 19 Nov'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 18 Nov'19 (%)

Yield 19 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 19 Nov'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.509

6.493

-1.60

6.4407

FR0078

10 tahun

7.009

7.035

2.60

7.0204

FR0068

15 tahun

7.429

7.437

0.80

7.4113

FR0079

20 tahun

7.628

7.626

-0.20

7.6058

Sumber: Refinitiv

Pemerintah kembali menerbitkan surat utang negara senilai Rp 23 triliun dari penawaran peserta lelang yang mencapai Rp 42 triliun. Nilai tersebut di atas target indikatif sebesar Rp 15 triliun. Seri yang paling banyak diterbitkan adalah FR0082 dan FR0081- yang jauh tempo pada 2030 dan 2025- masing-masing Rp 7,25 triliun dan Rp 6,35 triliun. Keduanya berpotensi menjadi seri acuan tahun depan, untuk 10 dan 5 tahun.

Sementara dari pasar saham, IHSG berhasil ditutup dengan penguatan 0,48% ke level 6.152. Padahal sepanjang perdagangan IHSG beberapa kali menyentuh teritori negatif. Indeks semakin mantap menguat ketika Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melakukan pemangkasan suku bunga.

LPS menurunkan tingkat bunga penjaminan sebesar 25 bps menjadi 6,25% untuk simpanan rupiah di bank umum. Sementara untuk simpanan dalam bentuk valuta asing atau valas diturunkan juga 25 bps menjadi 1,75%. Sementara untuk BPR, simpanan rupiah menjadi 8,75%.

Sontak sektor keuangan yang tadinya ditutup hampir negatif berbalik melesat dengan ditutup menguat 1,01% dan mengantarkan IHSG tutup di level tertingginya. Mood investor pun terlihat kembali dengan transaksi mencapai Rp 7,23 triliun, lebih besar dari transaksi sebelumnya yang hanya Rp 5,47 triliun, yang diiringi beli bersih (net buy) asing sebesar Rp 205 miliar di pasar reguler.

Kini pelaku pasar dalam negeri akan mengarahkan fokusnya kepada kebijakan yang akan dibuat Bank Indonesia (BI) yang akan bersidang dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 November. Rencananya Gubernur BI dan sejawat akan mengumumkan kebijakan suku bunga BI 7 Day RR pada Kamis besok (21/11).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan akan dipertahankan di 5%. Refinitiv Reuters dalam polling juga memprediksi suku bunga akan tetap pada level 5%, deposit facility rate juga tetap di level 4,25%, dan lending facility rate tetap di 5,75%.

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2quU755
via IFTTT

No comments:

Post a Comment