Data pasar menunjukkan dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 6 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 12 saham melemah, dan 11 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Bursa saham utama Negeri Singa dihantam aksi jual oleh pelaku pasar seiring dengan kecemasan investor terkait kelanjutan hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Pada Jumat pekan kemarin (20/9/2019), negosiator dari Negeri Tiongkok yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertanian Han Jun membatalkan kunjungan ke Nebraska, yang merupakan salah satu wilayah pertanian Negeri Paman Sam.
Meskipun demikian, salah satu situs berita China mengabarkan pembatalan kunjungan tersebut tidak ada hubungannya dengan dialog dagang antara kedua negara, dikutip dari Bloomberg.
Pembatalan kunjungan meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar karena bisa memicu ketegangan dengan Negeri Paman Sam.
Sebelumnya, Penasehat Gedung Putih Michael Pillsbury menyampaikan bahwa Presiden AS Donald Trump siap menaikkan tarif impor lagi jika kesepakatan dagang dengan China tidak segera tercapai, ia juga mengatakan tarif yang berlaku saat ini merupakan "level rendah", sebagaimana diberitakan South China Morning Post, dilansir dari CNBC International.
"Apakah presiden memiliki opsi untuk menaikkan tarif? Iya, tarif bisa dinaikkan lebih tinggi. Tarif saat ini masih rendah, dan bisa naik 50% atau 100%", ujar Pillsbury dalam sebuah wawancara di Hong Kong.
Di lain pihak, tidak menutup kemungkinan indeks Straits Times akan mencoba bergerak selatan. Sentimen ini datang seiring dengan pernyataan Kementerian Perdagangan China yang mengatakan pada akhir pekan bahwa perwakilan dagang kedua negara telah melangsungkan diskusi yang konstruktif di Washington akhir pekan lalu, dilansir CNBC International.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data laju inflasi Singapura bulan Agustus yang akan dirilis pada pukul 12:00 WIB. Konsensus pasar memproyeksi tidak tingkat inflasi inti Negeri Singa akan tumbuh sama seperti bulan Juli, yakni 0,8% secara tahunan, dilansir Trading Economics.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas)from CNBC Indonesia https://ift.tt/353rZpp
via IFTTT
No comments:
Post a Comment