Sementara China juga mulai memberlakukan tarif tambahan pada beberapa barang AS senilai US$75 miliar. Tarif tambahan senilai 5% dan 10% dikenakan pada 1.717 barang dari total 5.078 produk yang berasal dari AS.
AS juga berencana untuk menaikkan tarif masuk menjadi 30% dari 25% yang sudah diberlakukan pada impor China senilai US$ 250 miliar mulai 1 Oktober.
Akibat serangkaian peningkatan dalam perang dagang dua ekonomi terbesar dunia ini, pasar saham telah mengalami pergerakan yang brutal sepanjang tahun ini.
Oleh karenanya, banyak investor yang mulai ragu pada prospek pengembalian dari investasi di sektor ini. Sebagai hasilnya, aset aman (safe haven) lainnya seperti emas menjadi banyak diincar.
Selain itu, perang dagang yang sudah berlangsung sejak awal 2018 ini telah membuat berbagai perusahaan yang beroperasi di kedua negara kalang kabut.
Ancaman tarif telah membuat mereka terpaksa melakukan berbagai upaya untuk melindungi keuntungan, di antaranya seperti melakukan efisiensi bisnis dan menaikkan harga produk. Bahkan, cukup banyak juga perusahaan yang memutuskan untuk memindahkan operasinya keluar AS dan China.
Di benua Amerika, negara yang umumnya dijadikan tempat pelarian dari tarif China adalah Brazil. Sementara di Asia, ada beberapa negara yang menjadi tujuan utama kepindahan perusahaan asal China, yaitu Vietnam, Malaysia dan India.
Seberapa banyak negara-negara asia ini diuntungkan perang dagang? Berikut rinciannya.
BERSAMBUNG KE HAL 2
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/32uSwK3
via IFTTT
No comments:
Post a Comment