Pages

Tuesday, November 19, 2019

Sudah Diobral Besar-besaran, Saatnya Pilih Saham Murah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja bursa saham domestik sepanjang tahun berjalan masih negatif, dimana Indeks Harga Saham Gabungan tercatat mengalami koreksi 0,68%. Kinerja negatif IHSG tersebut membuat harga saham-saham hampir dari semua sektor mengalami koreksi dan ada yang sudah jatuh dalam sementara fundamental terhitung masih bagus.

Indeks sektor keuangan merupakan salah satu indeks sektoral yang berpengaruh signifikan menentukan pergerakan IHSG karena proporsinya yang cukup besar. Saham emiten bank BUKU (bank umum kelompok usaha) IV alias bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun juga dikategorikan dalam indeks tersebut.

Lalu apakah saham-saham bank papan atas sudah murah dan saatnya masuk?


Untuk melihat apakah harga saham perusahaan terbilang murah (undervalued) atau mahal (overvalued), ada metode analisis fundamental yang umumnya digunakan untuk mengevaluasi harga saham adalah price to earning ratio (PER) dan price to book value ratio (PBV).
Untuk saham keuangan, dianggap PBV lebih cocok digunakan mengingat mayoritas aset-aset perbankan adalah dalam bentuk kas, surat berharga, dan tagihan, sementara sektor lain bisa memakai PER.

PBV adalah rasio yang membandingkan nilai pasar saham terhadap nilai buku per saham. Nilai PBV yang lebih rendah dibanding rerata industri lebih diminati karena menjadi indikator saham yang relatif murah, dan sebaliknya.

Merujuk pada harga penutupan perdagangan Senin kemarin dan laporan keuangan perusahaan terbaru alias per September 2019, rata-rata PBV untuk sektor perbankan ada di 2,5 kali.

Foto: CNBC Indonesia/Dwi Ayunintyas

Dari tabel di atas, terlihat bahwa dari 6 emiten bank BUKU IV, 4 emiten memiliki nilai PBV yang lebih rendah dari rerata industri dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan perolehan PBV terendah dengan nilai 0,56 kali.

Sayangnya, meski memiliki nilai PBV yang rendah, BNGA justru membukukan imbal hasil negatif sebesar 2,58% juga dengan nilai kapitalisasi pasar terendah dibanding rekan bank BUKU IV lainnya yakni Rp 23,51 Triliun

Uniknya, walau PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menorehkan nilai PBV tertinggi, yakni 4,69 kali dan perusahaan mampu menjadi jawara dari sisi imbal hasil dan kapitalisasi pasar.


Sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Senin kemarin, saham BBCA mencatatkan cuan 19,85% dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 766,43 triliun.

Lebih lanjut, di bawah ini adalah perolehan PBV, imbal hasil, dan kapitalisasi pasar emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2OqV6v7
via IFTTT

No comments:

Post a Comment