Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, M Atok Urrahman mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak TNI terkait kejadian ini. Meminta bantuan untuk menjaga keamanan wilayah teritorial.
"Penguatan itu gini, itu operasi teritorial amankan masyarakat, tapi nggak semata-mata pengamanan, karena pengamanan domain polisi. Ngobrol dengan masyarakat dan libatkan TNI," terangnya dalam acara konferensi pers capaian kinerja hulu migas kuartal tiga di kantor SKK Migas, kemarin, Kamis (23/10/2019).
Pelakunya yang sudah profesional, pencurian dilakukan dengan cara membuat terowongan sepanjang 100 meter dengan diameter pipa 2,5 inci hingga menemukan sumber minyak. Menurut Atok pencurian paling banyak terjadi di tahun 2018.
Dirinya menduga, masyarakat menyadari usaha hulu migas kini dimiliki oleh negara bukan milik asing sehingga berani mencuri. "Ini pipanya shipping line yang arah ke titik lifting tadi," papar Atok.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memutuskan Pertamina duduk sebagai operator di blok Rokan. Blok minyak raksasa terbesar ini akan resmi dikelola Pertamina pada tahun 2021.
Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD. (*) (hps/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Wm4N1L
via IFTTT
No comments:
Post a Comment