Saat memberikan sambutan, Jokowi mengungkap masalah kronis yang dalam beberapa tahun terakhir dihadapi Indonesia. Tak lain dan tak bukan, yaitu defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
"Salah satu masalah besar yang dihadapi negara kita adalah defisit transaksi berjalan, juga yang namanya defisit perdagangan," kata Jokowi.
"Karena barang yang kita produksi di dalam negeri, bahan bakunya kebanyakan masih impor. Termasuk di dalamnya yang paling besar adalah petrokimia, dan yang namanya impor minyak dan gas," lanjutnya.
Pabrik petrokimia ini akan terletak bersebelahan dengan pabrik CAP Cilegon I. Pabrik ini memiliki kapasitas 400 ribu ton per tahun, yang menjadikan total keseluruhan kapasitas pabrik nantinya 736 ribu ton.
Pabrik baru tersebut akan memproduksi High Density Polythylene (HDPE), Linear Low Density Polyethylene (LLDPE), dan Metallocene LLDPE (mLLDPE), yang diharapkan menekan ketergantungan terhadap impor petrokimia.
"Kita tahu Chandra Asri adalah pionir industri petrokimia di tanah air, dan kita mengharap karena impor petrokimia besar, kita harapkan bahwa investasi penanaman modal yang terus menerus di bidang ini," kata Jokowi.
Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra tak memungkiri bahan baku produk yang dimiliki perusahaan masih bergantung pada impor. Saat ini, industri dalam negeri baru bisa mensuplai 40% bahan baku.
"Dengan rencana kami melakukan investasi sekitar Rp 60 triliun hingga Rp 80 triliun, kami harapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor," tegasnya.
(miq/miq)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2DQTQwz
via IFTTT
ReplyDeleteayo tes keberuntungan kamu di agen365*com :D
WA : +85587781483