Pages

Sunday, September 22, 2019

Kebijakan The Fed Gagal, AS Sebentar Lagi Resesi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve yang memangkas suku bunga diprediksi tidak akan berpengaruh signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Resesi tetap akan datang ke negara itu tahun depan.

Hal ini diutarakan analis pasar kenamaan AS David Rosenberg. Kepala Ekonom dan Ahli Strategi Gluskin Sheff ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan cepat berubah menjadi negatif dan harus diantisipasi para investor.

"Ada resesi yang akan datang dalam 12 bulan ke depan," katanya sebagaimana dilansir CNBC International akhir pekan kemarin.


The Fed sebelumnya menurunkan suku bunga acuan hingga seperempat poin. Pemimpin The Fed Jerome Powell mengisyaratkan hanya akan memotong suku bunga lagi jika memang benar pelemahan ekonomi terjadi, meskipun dirinya melihat hal tersebut masih jauh dari kenyataan.

"Satu-satunya alasan dia (Powell) mengatakan bahwa dia optimis pada prospek adalah karena apa yang telah dilakukan The Fed. Yaitu kembali membuat ekonomi bernafas," ujarnya lagi.


Meski demikian, ia mengatakan hal itu hanya masalah waktu. Ditegaskannya data-data ekonomi AS akan semakin suram dan Powell harus memangkas lagi suku bunganya untuk melanjutkan pelonggaran dalam beberapa bulan mendatang.

"Saya pikir The Fed akan mulai memangkas lagi Oktober dan Desember, dan di 2020," tambahnya. Walaupun The Fed akan memotong hingga nol atau teritori negatif, ia pun menegaskan resesi akan terjadi.

"Ekonomi sudah melambat. Penghasilan bahkan sebenarnya sudah berkontraksi," katanya lagi.

Organisation for Economic Cooperation and Development (EOCD) meramalkan pertumbuhan ekonomi AS hanya akan tumbuh hingga 2,4% tahun ini atau turun 0,4 poin dari prediksi di Mei lalu. Sebelumnya di 2018, pertumbuhan mencapai 2,9%.

Sementara pertumbuhan tahun 2020, diprediksi turun 0,3 poin atau menjadi 2,0%.

Pertumbuhan ekonomi dunia juga diprediksi akan tumbuh 2,9% dari prediksi sebelumnya 3,2%. Pertumbuhan juga dipangkas tahun 2020 nanti. Dari sebelumnya 3,4% menjadi 3,0%.

Likuiditas Bank Kering

Sebelumnya, pada pekan lalu, likuditas di perbankan AS seret. Overnight borrowing rates AS meroket.


Overnight borrowing rates biasa dikenal dengan nama suku bunga pasar uang antar bank (PUAB). Suku bunga tersebut merupakan suku bunga yang dikenakan oleh suatu bank kepada bank lain ketika meminjam dana, yang biasanya dalam jumlah besar namun dengan tenor yang sangat pendek (hitungan hari).

PUAB sangatlah penting bagi perbankan karena merupakan sumber pendanaan utama mereka dalam memenuhi ketentuan regulasi. Di dunia perbankan, ada yang dikenal dengan istilah "kalah kliring".

The Fed menggelontorkan dana US$ 75 miliar setiap harinya. Jika ditotal, suntikan dana yang diberikan pada hari Selasa hingga Jumat mencapai US$ 278 miliar.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2M7VxJJ
via IFTTT

No comments:

Post a Comment