"Hati-hati, agresi yang terbatas tidak akan tetap dianggap terbatas. Kami akan membalas tiap agresi yang dilakukan," kata Kepala Pengawal Iran Mayor Jenderal Hossein Salami yang disiarkan di TV pemerintah sebagaimana dilansir Reuters. akhir pekan
"Kami akan menghukum dan kami akan melanjutkan sampai setiap penyerang hancur,".
Komentar ini disampaikan setelah Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump menyetujui pengiriman pasukan ke Saudi untuk meningkatkan pertahanan udara negara itu. AS dan Saudi juga membuat koalisi untuk mencegah apa yang mereka sebut "ancaman Iran".
Iran menyangkal keterlibatannya dalam serangan yang di klaim oleh pemberontak Houthi di Yaman ini. Namun dalam konferensi pers, baik AS maupun Saudi menuduh Iran memberi sumbangan dana pada kelompok ini.
Kamis lalu, pemerintah saudi juga memberi bukti keterlibatan Iran. Arab Saudi menunjukkan bukti bahwa fasilitas minyaknya diserang 25 drone dan rudal.
Drone itu diindikasikan sebagai Unmanned Aerial Vehicle (UAV/pesawat tanpa awak) yang diproduksi Iran. Aljazeera pernah mengungkapkan sejak 1980 Iran berupaya memproduksi pesawat tanpa awak ini.
Dulunya, drone primitif ini dirancang untuk memungkinkan Teheran melakukan operasi intelijen dan misi pengawasan. Namun lama kelamaan, UAV melkukan sejumlah misi tambahan, untuk pengintaian dan penyerangan.
Presiden Iran Hassan Rouhani juga meminta negara-negara barat untuk meninggalkan Teluk Persia jika tidak ingin ketegangan meningkat. Menurutnya konflik di Timur Tengah justru muncul karena campur tangan barat.
"Kehadiran Anda selalu menjadi bencana bagi wilayah ini dan semakin jauh Anda pergi dari wilayah kami dan negara kami, semakin banyak keamanan akan datang untuk wilayah kami," katanya sebagaimana dilansir CNBC International.
BERLANJUT KE HAL 2 >>>>
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2NtSC0V
via IFTTT
No comments:
Post a Comment