Pages

Thursday, August 1, 2019

1 September, AS Kenakan Tarif 10% Buat Produk China US$ 300 M

New York, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan AS akan mengenakan tarif tambahan 10% pada produk China yang diekspor ke Negeri Paman Sam. Kebijakan itu disampaikan Trump via akun Twitter seperti dikutip pada Jumat (2/8/2019).

Imbasnya, Wall Street mencatatkan penurunan tajam pada penutupan perdagangan hari Kamis (1/8/19) waktu setempat. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 280,85 poin menjadi 26.583,42 setelah melonjak sebanyak 311 poin pada hari sebelumnya.

Indeks S&P 500 mengakhiri perdagangan dengan turun 0,9% menjadi 2.953,56 setelah naik lebih dari 1%. Sementara indeks Nasdaq Composite ditutup turun 0,8% menjadi 8,111.12 setelah melonjak lebih dari 1,6%.

Dalam serangkain postingan di Twitter, Kamis, Trump mengeluhkan China yang memutuskan untuk menegosiasikan kembali kesepakatan dagang sebelum ditandatangani. Oleh karena itu, dia mengatakan akan mengenakan tarif impor tambahan pada barang-barang China senilai US$ 300 miliar. Bea masuk ini akan berlaku pada 1 September.

"Pembicaraan perdagangan terus berlanjut, dan selama pembicaraan tersebut, AS akan mulai, pada tanggal 1 September, memberikan tambahan tarif 10% untuk sisa US$ 300 miliar barang dan produk yang berasal dari China ke Negara kami. Ini belum termasuk US$ 250 miliar yang sudah dikenai tarif 25%," katanya.

Komentar ini disampaikan setelah delegasi AS kembali dari melakukan perundingan dagang di Shanghai, China, pada akhir bulan Juli.

Trump juga menuding China tidak menepati janji untuk membeli produk pertanian dari AS dalam jumlah besar. Bahkan Trump menyebut Presiden China Xi Jinping mengatakan akan menghentikan penjualan Fentanyl ke AS. Namun begitu, Trump berharap akan ada pembicaraan dagang selanjutnya.

"Ini tidak pernah terjadi, dan banyak orang Amerika terus mati!" tambahnya. "Kami menantikan untuk melanjutkan dialog positif kami dengan China mengenai kesepakatan perdagangan yang komprehensif, dan merasa bahwa masa depan antara kedua negara kami akan menjadi sangat cerah!."

Menanggapi situasi ini, analis di Prudential Financial Quincy Krosby mengatakan sudah sejak lama perdagangan menjadi isu yang mengganggu pasar. Ia juga memperkirakan ancaman Trump akan segera dibalas oleh China.

"Faktanya adalah kita pasti akan mendapat reaksi dari Beijing," ujarnya dilansir CNBC International, Jumat (2/8/2019).

Sementara itu di Eropa, para pelaku pasar nampaknya tidak begitu memusingkan ancaman Trump kepada China. Pada perdagangan Kamis, indeks Pan-European Stoxx 600 ditutup sementara menguat tipis 0,41%, dipimpin oleh kenaikan 2,2% saham-saham jasa keuangan.

AS dan China akan melanjutkan negosiasi perdagangan di Washington DC pada awal September. Ini diputuskan setelah kedua negara mengadakan pembicaraan dagang di Shanghai pada 30 dan 31 Juli.

Dalam perundingan ini kedua ekonomi terbesar dunia itu telah dilakukan pembicaraan yang mendalam dan konstruktif mengenai ekonomi dan perdagangan. Salah satu topik adalah agar China meningkatkan pembelian produk pertanian AS dan Negeri Paman Sam menciptakan 'kondisi yang menguntungkan' untuk itu. Demikian disampaikan media pemerintah China Xinhua, Rabu (31/7/2019).

Sementara itu pada Rabu, Gedung Putih mengatakan bahwa kedua belah pihak membahas berbagai topik seperti transfer teknologi secara paksa, hak kekayaan intelektual, jasa, hambatan nontarif dan pertanian.

"Pihak China mengonfirmasi komitmen mereka untuk meningkatkan pembelian ekspor pertanian Amerika Serikat. Pertemuan itu konstruktif, dan kami berharap negosiasi mengenai kesepakatan perdagangan yang dapat ditegakkan akan berlanjut di Washington, D.C., pada awal September," menurut pernyataan Gedung Putih dilansir CNBC International.

Pertemuan dua hari lalu di Shanghai adalah pembicaraan dagang langsung pertama sejak pertemuan G-20. Di tengah-tengah pembicaraan, Presiden AS Donald Trump memposting serangkaian kicauan di jejaring sosial Twitter yang mengkritik praktik perdagangan China. Trump menuduh bahwa China tidak membeli lebih banyak produk pertanian AS, seperti yang dijanjikannya.

[Gambas:Video CNBC]

(miq/miq)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Zr2JGi
via IFTTT

No comments:

Post a Comment