Oleh karena itu, HM Sampoerna harus menerima kenyataan turun tahta sebagai raja perusahaan rokok di negeri ini.
Pertumbuhan penjualan rokok sigaret kretek mesin (SKM) Gudang Garam yang naik signifikan menjadi pendongkrak utama pertumbuhan omzet.
Melansir laporan keuangan perusahaan Juni 2019, GGRM berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 16,42% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 52,74 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 45,31 triliun di semester I-2018.
Pendapatan terbesar Gudang Garam masih dikontribusikan oleh penjualan SKM dengan proporsi terhadap total pendapatan sebesar 91,53% dengan nilai penjualan Rp 48,28 triliun. Nilai penjualan SKM tersebut naik 19,97% dibandingkan periode sebelumnya.
Sementara itu, penjualan rokok sigaret kretek tangan (SKT) Gudang Garam sebesar Rp 3,8 triliun. Nilai tersebut naik 4,11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Terakhir rokok kertas karton penjualannya sebesar Rp 515,83 miliar.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan HM Sampoerna hingga akhir Juni 2019, total pendapatan HMSP hanya tercatat tumbuh 3,18% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 50,72 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang sebesar Rp 49,16 triliun.
Kontribusi pendapatan terbesar juga masih berasal dari penjualan SKM yang mencapai Rp 35,93 triliun (porsinya 70,84%). Angka penjualan SKM tersebut hanya naik 4,94% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penjualan SKT mencapai Rp 8,91 triliun (17,56%). Angka tersebut turun 4,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih
Lalu, bagaimana dengan laba bersih? Seiring dengan pertumbuhan positif pada pos pemasukan, pos laba bersih GGRM juga mencatatkan pertumbuhan dua digit mencapai 20,43% YoY menjadi Rp 4,28 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,55 triliun.
Laba bersih perusahaan mampu tumbuh lebih pesat daripada pendapatan dikarenakan penurunan pada pos beban umum dan administrasi, serta beban keuangan.
Sementara itu, HM Sampoerna sepanjang semester I-2019 mengantongi kenaikan laba bersih mencapai 10,74% secara year on year (YoY). Nilai laba perusahaan pada periode tersebut sebesar Rp 6,77 triliun, naik dari Rp 6,11 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Artinya dari sisi top line Gudang Garam berhasil unggul atas HM Sampoerna. Namun dari sisi bottom line terjadi sebaliknya.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2YDujms
via IFTTT
No comments:
Post a Comment