Pages

Monday, August 20, 2018

Disentil Lagi, Sri Mulyani Jelaskan Cara Kelola Utang sejak Krisis Ekonomi 1998

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pengelolaan utang Indonesia hingga saat ini masih dalam batas yang normal. Pengelolaan utang pun berjalan sama seperti yang juga dilakukan oleh negara-negara lainnya.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki utang jatuh tempo tahun depan sebesar Rp409 triliun. Nilai utang ini merupakan kolektif dari utang masa lalu, yang terdiri dari utang jangka panjang maupun utang jangka pendek. Untuk itu, pemerintah tengah menyiapkan strategi pelunasan utang jatuh tempo tersebut.

BERITA TERKAIT +

"Kalau dari sisi pengelolaan utang secara keseluruhan itu adalah suatu yang normal, dari zaman semenjak krisis ekonomi yang tahun 1997-1998. Kemudian muncul penerbitan SBN (Surat Berharga Negara) untuk rekapitalisasi perbankan. Itu pengelolaan sebagian pembayaran cicilan role over (refinancing) adalah suatu yang normal dilakukan di semua negara," jelasnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (20/8/2018).

 

Menurut Bendahara Negara tersebut, hal yang terpenting adalah mengenai pengelolaan utang bukan persoalan jatuh tempo pembayaran utang. Oleh sebab itu, perlu melihat secara keseluruhan bagaimana kondisi dan pengelolaan utang yang dilakukan pemerintah sejauh ini.

Sri Mulyani menyatakan, pemerintah memiliki strategi pembayaran beban utang, salah satunya melalui penerbitan surat utang baru dengan menambah tenor yang lebih panjang.

"Selama market-nya confident dan kita bisa melakukan suatu issuers dari SBN, itu sudah masuk growth issuers yang kami pertimbangan tahun depan, apakah sebagian akan dibayar atau sebagian di-role over itu suatu yang akan terus kita lakukan dari tahun ke tahun," katanya.

 

Dengan penambahan tenor tersebut, maka pemerintah dapat mengulur waktu untuk membayarkan beban cicilan utang atau bunga utang tersebut. Sehingga refinancing terhadap utang saat ini sudah semakin mudah dilakukan.

"Sama seperti tahun 2000 sampai sekarang 2018, strategi itu tidak banyak berubah dari pemerintah ke pemerintah, dari dulu pemerintahan Bu Megawati, Pak Gusdur kemudian sampai sekarang itu selalu kombinasi di antara itu," lanjutnya.

Dia menyatakan, ke depan pemerintah akan terus mengupayakan pengelolaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) secara optimal. Hal ini dengan menjaga agar defisit APBN hingga pembiayaan utang dapat seimbang.

"Yang paling penting besaran di APBN itu, yang kita lihat total defisit, primary balance, komposisi antara utang dalam negeri dan luar negeri. Kemudian juga investor dalam negeri dan luar negeri kita akan coba terus optimalkan," pungkasnya.

(dni)

Let's block ads! (Why?)

from Sindikasi welcomepage.okezone.com kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2PpBEyG

No comments:

Post a Comment