Pages

Wednesday, November 20, 2019

Sebulan Ambles 30% Lebih, 18 Reksa Dana Ini Babak-belur!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang mencerminkan pergerakan sebagian besar saham berkapitalisasi pasar jumbo di Bursa Efek Indonesia (BEI), terkoreksi 1,86% pada periode awal November hingga 18 November lalu. Sementara jika dihitung sejak awal tahun hingga penutupan Rabu kemarin (20/11/), IHSG minus 0,64%.

Namun yang mengagetkan, ada puluhan reksa dana, terutama reksa dana saham justru mengalami kejatuhan performa bahkan hingga di atas 30% dalam sebulan terakhir.

Mengacu data Infovesta Utama, ada 18 produk reksa dana yang berkinerja negatif dengan level yang ekstrim, yaitu imbal hasil (return) ambles di atas 30% sejak awal November ini.


Beberapa di antara ke-18 reksa dana itu, dari total reksa dana beredar 1.914 produk, diduga terpapar jatuhnya harga beberapa saham pada periode yang sama hingga awal pekan ini.
Dari jumlah itu, 10 produk di antaranya dengan kinerja terburuk, empat di antaranya adalah reksa dana yang dikelola PT Narada Aset Manajemen, dua adalah kelolaan PT Asia Raya Kapital, dan sisanya dibentuk oleh beberapa manajer investasi lain.

Beberapa manajer investasi tersebut terdiri dari PT Lippo Securities Tbk (LPPS), PT Millenium Capital Management, PT Asanusa Asset Management, dan PT Treasure Fund Investama.

Data Infovesta Utama per 18 November, menunjukkan ke-10 reksa dana tersebut berasal dari reksa dana terbuka baik dari reksa dana saham maupun reksa dana campuran, dengan rentang pergerakan minus 33,9%-49,19%.

Dari sekitar 660 saham yang tercatat di BEI, ada 10 saham yang memiliki kinerja negatif ekstrim juga yaitu di atas 40%.


Beberapa di antaranya adalah PT Terregra Asia EnergyTbk (TGRA) yang turun sampai -92,05%, PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) -88,83%, PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) -72,51%, dan beberapa saham lain.

Pada Rabu ini (20/11/2019), BEI kembali melakukan penghentian sementara perdagangan (suspensi) dua saham baik di pasar reguler maupun pasar tunas seiring dengan penurunan harga saham kumulatif yang signifikan.


Keduanya yakni saham Forza Land dan Waran Seri I Forza Land Indonesia (FORZ-W), serta Dewata Freightinternational dan Waran Seri I Freightinternational (DEAL-W). Padahal, saham Forza baru dibuka Selasa kemarin dari suspensi Senin, tapi langsung kena penolakan sistem auto reject bawah penolakan sistem yakni minus 24,63% di level Rp 202/saham.

Dalam keterbukaan informasi pada Rabu malam, tiga emiten yang sahamnya ambles dalam, pun
bakal menggelar paparan publik insidentil.

Pasalnya, ketiga saham tersebut sama-sama turun cukup signifikan dalam sebulan terakhir ini. Ketiganya adalah emiten

properti Forza Land Indonesia, emiten energi terbarukan Terregra, dan emiten teknologi informasi PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK).

Wawan Hendrayana, Head of Capital Market Research Infovesta, menilai bahwa kemungkinan reksa dana yang mengalami penurunan kinerja cukup ekstrim dapat disebabkan oleh penurunan kinerja saham-saham yang juga cukup signifikan pada periode tersebut.

"Kalau yang [berkinerja ekstrim negatif dalam periode] 1 bulan terakhir iya, most likely dari kejatuhan saham gorengan."

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

(tas/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/35iIfly
via IFTTT

No comments:

Post a Comment