Pages

Monday, November 18, 2019

Restrukturisasi Utang KRAS, Hingga DBS Batal Beli Permata

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir perdagangan kemarin Senin (18/11/2019) ditutup dengan koreksi IHSG 0,09% ke level 6.122,63.

Kinerja IHSG tak selaras dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru melaju di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,49%, indeks Shanghai menguat 0,62%, indeks Hang Seng melejit 1,35%, dan indeks Straits Times terapresiasi 0,44%.

Terdapat beberapa aksi emiten yang layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi hari ini. Berikut ini informasi yang disampaikan kemarin.


1. Genjot Kapasitas, Krakatau Posco Siap Investasi Rp 5,6 T
PT Krakatau Posco, perusahaan patungan PT Krakatau Steel (KRAS) dan perusahaan baja asal Korea, Posco, menargetkan pada 2025 memiliki kapasitas produksi tiga kali lipat dari kapasitas produksi yang sudah ada saat ini.

Nilai investasi yang diperlukan terdiri dari Rp 2 triliun dan US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

2. BEI: 38 Calon Emiten Siap IPO, 2 Ditawarkan di Luar Negeri
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan saat ini terdapat dua calon emiten yang akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sekaligus sedang melakukan registrasi untuk menawarkan sahamnya secara global.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan dua emiten sedang memproses ijin penawaran umum saham dan surat utang ke luar negeri. Namun, dia menolak untuk menyebutkan lebih lanjut nama perusahaan dan sektor apa yang digeluti oleh perusahaan tersebut.

3. Deadline Akhir 2019, Restrukturisasi Utang KRAS Tunggu 4 Bank
Manajemen PT Krakatau Steel Tbc (KRAS) menegaskan restrukturisasi utang perseroan diharapkan bisa selesai tahun ini. Dari 10 perbankan yang menjadi kreditor KRAS, sebanyak 6 bank sudah sepakat, sementara sisanya 4 lagi masih dalam proses.

Keenam bank melakukan perjanjian adendum yang menyetujui restrukturisasi tersebut antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank ICBC Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

4. Baru Listing, Dana Brata Luhur Ekspansi ke Trading Batu Bara
Emiten yang baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ini (18/11/2019), PT Dana Brata Luhur Tbk. (TEBE) berencana mengembangkan bisnisnya ke perdagangan batu bara.

Dari bisnis ini diharapkan dapat mendorong sumber pendapatan baru sebesar 20% di luar core business perusahaan saat ini, yakni penyedia infrastruktur transportasi tambang.

5. Lesu, Penjualan Mobil Grup Astra Diprediksi Stagnan 2020
Penjualan kendaraan milik anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) pada tahun 2020 diyakini masih akan tumbuh stagnan, bahkan cenderung melambat.

Hal ini setidaknya terangkum dalam dua entitas milik ASII, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) dan PT Astra Daihatsu Motor baik di segmen komersial maupun kendaraan penumpang.

Sepanjang awal tahun hingga September 2019, penjualan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) secara konsolidasi terkoreksi 0,6% menjadi 17.697 unit dari periode yang sama tahun sebelumnya 17.796 unit.

5. Chandra Hamzah Jadi Bos Bank BUMN, Saham BMRI & BBTN Naik
Harga saham dua bank BUMN, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank Mandiri Tbk menguat pada perdagangan sesi II, Senin (18/11/2019) di tengah informasi soal Chandra Hamzah, mantan petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dikabarkan menjadi petinggi bank BUMN.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada pukul 14.32 WIB, saham BBTN naik 2,08% di level Rp 1.960/saham dengan net sell Rp 27.09 miliar, saham BMRI naik 0,72% di level Rp 7.000/saham dengan catatan net sell asing Rp 26,05 miliar.

Chandra Hamzah memang menjadi nama terbaru yang dipanggil Menteri BUMN Erick Thohir untuk datang ke kantornya. Chandra datang pada Senin (18/11/2019) pagi, ke kantor yang berlokasi di Medan Merdeka Selatan itu.

6. OCBC & DBS Dikabarkan Mundur, Saham Bank Permata Ambles 10%
Harga saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) anjlok cukup dalam pada perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin ini (18/11/2019).

Data perdagangan mencatat, pada pukul 10:13 WIB, harga saham BNLI terkoreksi 9,65% ke level Rp 1.030/saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 58,63 miliar dan volume perdagangan ada di 55,23 juta unit transaksi.

Harga saham BNLI diterpa aksi jual setelah Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) Group Holdings dan DBS Group Holdings (DBS), dikabarkan menarik diri dari niatnya untuk membeli saham perusahaan, dilansir dari Reuters.

7. BEI Suspensi Saham LUCK & FORZ, Apakah Terkait Narada?
Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham (suspensi) dua emiten setelah terjadi penurunan harga saham yang signifikan atas dua saham emiten tersebut. Suspensi berlaku di pasar reguler dan pasar tunas mulai Senin 18 November ini.

Kedua emiten tersebut yakni PT Sentra Mitra Informatika Tbk (LUCK) dan PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ). Untuk Forza, suspensi juga berlaku untuk Waran Seri I Forza Land Indonesia atau FORZ-W. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/37hcRFZ
via IFTTT

No comments:

Post a Comment