Pages

Wednesday, November 20, 2019

Perjanjian Parsial AS-China Buntu, IHSG Berpotensi Memerah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu ditutup dengan penguatan tipis 3 poin atau 0,05% ke level 6.155 pada perdagangan hari Rabu kemarin (20/11/2019), sebelumnya IHSG lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah.

Untuk perdagangan hari ini Kamis (21/11/2019),
Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan bergerak cenderung melemah secara terbatas. Rentang pergerakannya diperkirakan pada level 6.120 hingga 6.180.

Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama kembali ditutup rata-rata melemah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,40%, indeks S&P 500 juga turun 0,38%, dan Nasdaq merosot 0,51%.


Seperti dilaporkan Reuters, mengutip pernyataan orang yang dekat dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump, bahwa penyelesaian kesepakatan perdagangan secara parsial dengan China dapat didorong ke tahun 2020 karena China menuntut penghapusan tarif yang lebih besar.

The Wall Street Journal juga memberitakan, bahwa pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung dapat menemui jalan buntu. Ketidakpastian perdagangan juga tumbuh setelah Senat mengesahkan RUU yang mendukung para pemrotes di Hong Kong. Hal ini menyebabkan Tiongkok menuduh AS mencampuri urusan dalam negeri.


Dari dalam negeri, pelaku pasar akan kembali mengarahkan fokusnya kepada kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan mengakhiri Rapat Dewan Gubernur (RDG) dengan pengumuman kebijakan suku bunganya pada siang hari ini.


Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan akan dipertahankan di 5%. Refinitiv Reuters dalam polling yang dilakukannya juga memprediksi suku bunga akan tetap pada level 5%, deposit facility rate dipertahankan di level 4,25%, dan lending facility rate tetap di 5,75%.

Secara teknikal, fluktuasi pergerakan IHSG masih tinggi karena posisinya yang bergerak sedikit di atas rata-ratanya selama lima hari terakhir (Moving Average/MA5), yang dicitrakan garis exponential berwarna ungu yang melintang pada grafik.

Terbentuknya pola lilin putih (white candle) pada perdagangan kemarin mengindikasikan tekanan beli masih ada. Akan tetapi, pola tersebut merupakan pola penerusan (continuation) biasa yang tidak terlalu kuat, sehingga potensi koreksi masih bisa terjadi.

Secara pergerakan, potensi koreksi pada IHSG berpotensi tidak terlalu besar, dikarenakan ada pola pergerakan dari level terendah yang bergerak selalu lebih tinggi (higher low) pada IHSG sehingga kecenderungan untuk menguat juga masih ada.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(yam/yam)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2pAzN1O
via IFTTT

No comments:

Post a Comment