Pages

Thursday, November 21, 2019

Ini Sederet Aksi Korporasi jadi Pertimbangan Trading Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,61% ke level 6.117,36 pada perdagangan Kamis kemarin (21/11/2019) paska Bank Indonesia mengumumkan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 5%.

Kinerja IHSG senada denganseluruhbursa saham utama kawasan Asia yang kompak ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,48%, indeks Shanghai melemah 0,25%, indeks Hang Seng jatuh 1,57%, indeks Straits Times terkoreksi 1,17%, dan indeks Kospi berkurang 1,35%.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (22/11/2019):


1. Sah, ISAT Jual 3.100 Menara Senilai Rp 6,39 T
Pemegang saham emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) menyetujui rencana transaksi penjualan 3.100 menara senilai Rp 6,39 triliun.

Hal ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung Kamis, 21 November di Kantor Pusat Indosat, Jakarta.

"Indosat Ooredoo telah mendapatkan persetujuan atas rencana transaksi penjualan sebagian aset Perseroan dan penyewaan kembali yang merupakan transaksi material," kata Ahmad Al-Neama President Director & CEO Indosat Ooredoo, Kamis (21/11/2019).

Secara rinci, Indosat Ooredoo menyelesaikan transaksi penjualan 2.100 menara telekomunikasi kepada PT Mitratel dan 1000 menara kepada PT Protelindo. Total nilai transaksi penjualan tersebut mencapai Rp 6,39 triliun.

2.Pemprov Jabar Mau Rilis Obligasi Daerah, Kapan Kang Emil?
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyampaikan masih dalam tahap komunikasi dengan DPRD terkait dengan pemahaman urgensi penerbitan instrumen obligasi daerah atau municipal bond. Tahun depan, juga belum dipastikan apakah akan diterbitkan atau tidak.

"Jadi sedang proses, masih komunikasi dengan DPRD untuk masuk dalam pemahaman. Gubernur Jateng, Jabar, juga isunya lebih kepada pemahaman [penerbitan obligasi daerah] di level daerah," kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, usai menjadi pembicara di US-Indonesia Investment Summit, Kamis (21/11/2019).

Mantan Wali Kota Bandung ini juga menegaskan belum bisa memastikan kapan rencana tersebut bisa terealisasi sampai dengan penerbitan. "Belum mungkin, tahun depan belum, baru finalisasi keputusan," tegas Kang Emil, panggilan akrabnya.

3. Batal IPO Tahun Ini, Begini Rencana CEO Lion Air Selanjutnya
Manajemen maskapai penerbangan domestik, PT Lion Mentari Airlines atau Lion Air Group membenarkan penundaan rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) tahun ini dan diundur jadi tahun 2020.

"Tidak jadi tahun ini [IPO], mungkin tahun depan," kata CEO Lion Air, Edward Sirait kepada CNBC Indonesia, Kamis (21/11/2019).

Wajar saja manajemen perusahaan dengan logo singa merah ini menunda masuk bursa karena pertimbangan pasar yang belakangan ini masih kurang bergairah. Bila dilihat dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, sejak awal tahun hingga 21 November 2019 terkoreksi 1,38%.

Situasi pasar saham domestik yang kurang kondusif tersebut dikhawatirkan akan membuat minat investor tidak terlalu baik. Penawaran saham di pasar perdana akan menjadi kurang maksimal.

4. Erick Mau Rombak Jajaran Komisaris, Saham BUMN Melempem
Harga saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mayoritas ditransaksikan di zona merah pada perdagangan sesi II Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (21/11/2019).

Pada pukul 13:45 WIB, dari 20 saham perusahaan pelat merah yang melantai di bursa 13 mencatatkan penurunan harga, 4 saham emiten melemah, dan 3 saham BUMN tidak mencatatkan perubahan harga.

Emiten BUMN yang menorehkan koreksi harga paling dalam adalah PT Indofarma Tbk (INAF) yang turun 3,39% menjadi Rp 855/unit saham. Disusul oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang masing-masing melemah 3,27% dan 2,8%.

Sedangkan saham yang membukukan kenaikan harga yakni PT Kimia Farma Tbk/KAEF (0,96%), PT Timah Tbk/TINS (0,64%), PT Wijaya Karya Tbk/WIKA (0,5%), dan PT Waskita Karya/WSKT (0,35%).

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menyampaikan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir berencana merombak habis jajaran komisaris di 140 BUMN.

"Sedang dievaluasi," ujar Arya saat ditemui di kantor Kementerian BUMN hari ini.

5. Saham Ambles 65%, Manajemen LUCK: Bukan karena Narada!
Manajemen emiten distribusi perangkat dan jasa dokumentasi, PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) angkat bicara perihal saham perseroan yang terkoreksi cukup tajam belakangan ini.

Direktur Utama Sentral Mitra, Josephine Handayani Hidajat, dalam gelaran paparan publik insidentil menjelaskan penyebab penurunan harga yang cukup tajam tersebut. Dia memastikan, hal ini tidak terkait dengan portfolio investasi dengan PT Narada Aset Manajemen yang tengah disuspensi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kita tidak ada portofolio di Narada. Dari tanggal 6 November sampai 16 bulan ini saham kita turun. Kita ini punya business plan, sebenarnya kita mau bekerjasama dengan akuisisi dengan perusahaan yang lebih besar," kata Josephine, Kamis ini.

6. Kementerian BUMN Sebut Banyak Saham Gorengan di Jiwasraya
Kementerian Badah Usaha Milik Negara (BUMN) kembali mengungkapkan akar masalah yang menyebabkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) terbenam dalam masalah.

Hal tersebut disampaikan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, yang menyebutkan ada tiga masalah utama yang menyebabkan Jiwasraya menunaikan kewajibannya kepada nasabah.

"Kita liat ada 2 persoalan, pertama, produknya memberikan gain lebih tinggi daripada produk lainnya. Tapi itu kan agak sulit untuk diteliti, kan produk ada persetujuan (dari nasabah), jadi mereka bisa berkelit kalau itu sudah disetujui, kalau ga layak kan ga disetujui," ujar Arya di Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Kedua, lanjut Arya, sedang diminta untuk diselidiki Kejaksaan Agung apakah ada persekongkolan atau kongkalikong sehingga investasi yang dibuat jadi kolaps seperti sekarang.

"Karena kalau kita lihat dari (saham) perusahaan yang diinvestasikan oleh Jiwasraya memang saham gorengan. Saya kan main saham juga kan tau itu gorengan, findamentalnya digoreng di saat tertentu. makanya kita minta Kejaksaan buat teliti," kata Arya.
(hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2D4qvhA
via IFTTT

No comments:

Post a Comment