Pages

Thursday, November 21, 2019

Deal! AS-China Mau Berdamai, Straits Times Mulai Pulih

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham acuan Singapura akhirnya mampu menguat pada pembukaan perdagangan akhir pekan ini (22/11/2019) setelah mencatatkan koreksi 3 hari beruntun dengan total penurunan 2,05%.

Indeks Straits Times (STI) dibuka menguat 0,24% ke level 3.199,9 indeks poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 16 saham mencatatkan kenaikan harga, 7 saham melemah, dan 7 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Aksi beli yang dilakukan pelaku pasar pada perdagangan hari ini besar kemungkinan didorong oleh sentimen kabar dari Negeri Tirai Bambu yang berupaya keras agar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dapat menandatangani perjanjian damai dagang tahap pertama.


Juru Bicara Kementerian China, Gao Feng, menyampaikan pihaknya bersedia bekerja sama dengan AS agar dapat memenuhi kepentingan kedua belah pihak atas dasar kesetaraan dan saling menghormati. Beijing juga akan berupaya keras untuk mencapai kesepakatan fase satu.

"Ini sejalan dengan kepentingan China dan AS, serta dunia," ucap Gao.

Kemudian ketika dikonfirmasi terkait permintaan China untuk penghapusan tarif dan permintaan Washington atas pembelian produk pertanian, Gao tidak memberi informasi lebih lanjut. Dirinya hanya menekankan bahwa kedua negara akan melanjutkan komunikasi dan "rumor yang beredar tidak akurat."

Lalu, merujuk pada laporan Bloomberg, Wakil Perdana Menteri China, Liu He, mengatakan dirinya "optimis namun hati-hati" terkait kesepakatan fase I. Liu menyampaikan dirinya cukup bingung terkait permintaan AS, tetapi yakin bahwa kesepakatan tetap dapat dicapai.

Kemudian, Wall Street Journal (WSJ) kemarin (21/11/2019) menginformasikan bahwa Liu telah mengundang perwakilan dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk berkunjung ke Beijing dan mengadakan diskusi lebih lanjut, dilansir dari CNBC International.

Meskipun belum terdapat informasi apakah pihak Gedung Putih menerima undangan tersebut, tapi perwakilan dagang AS bersedia untuk kembali merapat dengan pihak Negeri Tiongkok.

Sementara itu, media milik pemerintah China South China Morning Post (SCMP) mengabarkan kedua negara berada di "depan pintu" untuk mencapai kesepakatan.

Semoga saja, deal dagang tahap pertama antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu dapat ditekan sebelum 15 Desember 2019, di mana AS dijadwalkan mengenakan bea masuk atas produk impor asal China senilai US$ 156 miliar.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/37tMcWo
via IFTTT

No comments:

Post a Comment