Kamis kemarin (24/10/2019), IHSG ditutup menguat 1,31% ke level 6.339,65. Penguatan IHSG pada kemarin menandai penguatan yang kesepuluh secara beruntun.
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga melaju di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,55%, indeks Hang Seng menguat 0,87%, indeks Straits Times terapresiasi 0,75%, dan indeks Kospi bertambah 0,24%.
Dalam risetnya, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memaparkan, pasar akan mencermati katalis positif dari turunnya suku bunga acuan bank sentral. Keputusan tersebut, lanjut Pilarmas, sejalan dengan upaya otoritas moneter untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor riil mengingat tingkat inflasi yang terkendali dan imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik.
Selain itu, penurunan suku bunga acuan juga sebagai langkah pre-emptive mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri di tengah perlambatan ekonomi global.
"Kami berharap penurunan suku bunga BI ini diikuti oleh penurunan suku bunga kredit perbankan," tulis Pilarmas, dalam riset harian, Jumat (25/10/2019).
Pilarmas memproyeksikan, IHSG ditransaksikan menguat pada kisaran 6.293 - 6.386.
Sementara itu, Indosurya Sekuritas menilai, IHSG masih cukup tenaga IHSG untuk menguat lagi.
Hal ini ditopang oleh aliran modal asing yan tercatat sepanjang tahun berjalan masih menjadi salah satu tujuan investasi dari investor baik dari dalam maupun luar negeri.
"Hari ini peluang kenaikan masih akan terlihat pada pergerakan IHSG di kisaran 6.187 - 6.372," tulis Indosurya Sekuritas. (hps/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2pVzdLN
via IFTTT
No comments:
Post a Comment