"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas [sepanjang hari]," ujar Maximilanus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini.
Sentimen positif masih akan tersisa dari penyebab menguatnya pasar obligasi dan pasar keuangan yang terjadi kemarin, yaitu pernyataan Kementerian Perdagangan China bahwa para pemimpin perdagangan AS dan China sepakat mengadakan pertemuan pada awal Oktober 2019, melanjutkan putaran negosiasi berikutnya.
Kamis kemarin, pihak Beijing-Washington diberitakan sudah berkomunikasi melalui telepon untuk merencanakan perundingan yang akan digelar di Washington bulan depan.
Pembicaraan tersebut melibatkan beberapa tokoh penting seperti Wakil Perdana Menteri China Liu He, Gubernur Bank Sentral China Yi Gang, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Kedua belah pihak akan menggelar konsultasi pada pertengahan bulan ini sebagai bagian dari persiapan negosiasi tatap muka di awal bulan depan.
Faktor lain yang berhasil menghijaukan pasar keuangan kemarin adalah dibatalkannya RUU ekstradisi di Hong Kong yang meredakan kota pulau tersebut, dan memperkecil friksi Beijing-Washington yang turut berebut pengaruh di sana.
Foto: Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)
|
Selain itu, pasar masih akan menunggu pidato Gubernur The Fed Jerome 'Jay' Powell pada Jumat waktu setempat untuk mendapatkan sinyal kebijakan moneter ke depannya, terutama menjelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan pemutusan kebijakan suku bunga oleh rapat tersebut pada 17-19 September.
The Fed diperkirakan akan memangkas tingkat suku bunga kembali dalam pertemuan tersebut. Pemotongan tingkat suku bunga kemarin di rasakan kurang dalam oleh para pelaku pasar dan investor, sehingga mereka menginginkan pemotongan The Fed Funds Rate yang lebih agresif.
Prediksi tersebut didukung oleh Presiden The Fed St. Louis James Bullard yang mengatakan bahwa The Fed harus memangkas tingkat suku bunga 50 basis poin (bps) atau setara setengah persen pada pertemuan berikutnya untuk melampaui ekspektasi pasar keuangan dan perang dagang global.
Setidaknya, dari pidato tersebut pelaku pasar bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait dengan potensi pemangkasan suku bunga acuan tersebut.
(tas)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2UyR4mZ
via IFTTT
No comments:
Post a Comment