Seperti apa sih sebenarnya perkembangan ekonomi global yang dinilai cukup mengerikan ini?
Berikut laporan terbaru Bank Indonesia, Selasa (2/9/2019) seperti dikutip CNBC Indonesia dari Tinjauan Kebijakan Moneter Triwulan II-2019.
Ketegangan Hubungan Dagang
Berlanjutnya ketegangan hubungan dagang dan sejumlah risiko geopolitik makin menekan volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia.
Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh melambat akibat menurunnya ekspor dan juga investasi nonresidensial. Pertumbuhan ekonomi Eropa, Jepang, Tiongkok dan India juga lebih rendah dipengaruhi penurunan kinerja sektor eksternal serta permintaan domestik.
Pelemahan ekonomi global terus menekan harga komoditas, termasuk harga minyak. Untuk merespons dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, berbagai negara melakukan stimulus fiskal dan memperlonggar kebijakan moneter, termasuk bank sentral AS yang pada Juli 2019 telah menurunkan suku bunga kebijakannya.Ketidakpastian pasar keuangan global juga berlanjut dan mendorong pergeseran penempatan dana global ke aset yang dianggap aman seperti obligasi pemerintah AS dan Jepang, serta komoditas emas. Dinamika ekonomi global tersebut perlu dipertimbangkan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal.
Foto: Pertumbuhan Ekonomi Global (Dok BI-1)
|
Melambatnya Ekonomi AS
Perekonomian AS tumbuh melambat terutama akibat penurunan ekspor dan investasi.
Pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan II 2019 tercatat sebesar 2,3% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya sebesar 3,2% (yoy).
Ekspor AS mengalami kontraksi sebesar -1,5% (yoy) jauh menurun dibandingkan dengan ekspor triwulan sebelumnya sebesar 1,2% (yoy). Perlambatan ekspor terutama terjadi pada kelompok capital goods sejalan dengan perlambatan permintaan dari Tiongkok dan tren penurunan purchasing manager index (PMI) manufacturing mitra dagang utama. Investasi AS juga mengalami perlambatan tajam, dari 2,9% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 1,4% (yoy) pada triwulan II 2019.
Perlambatan investasi tercermin dari kontraksi new order capital dan building permit. Perlambatan ekonomi AS juga tercermin dari pertumbuhan konsumsi yang masih tertahan serta perbaikan pasar tenaga kerja yang masih terkendala tertahannya partisipasi tenaga kerja.
Foto: Pertumbuhan Ekonomi AS (Dok BI-2)
|
HALAMAN SELANJUTNYA >>>> Perlambatan Ekonomi Eropa (NEXT)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ZMqzvm
via IFTTT
No comments:
Post a Comment