Pages

Wednesday, August 21, 2019

The Fed Dilanda Perpecahan Soal Pangkas Suku Bunga

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pembuat kebijakan di bank sentral AS The Federal Reserve (Fed) sangat berbeda pandangan mengenai memangkas suku bunga. Sebagaimana dilansir dari Reuters, ada dua opini besar, antara keinginan menurunkan suku bunga atau tetap.

Sebagaimana tercatat dalam risalah pertemuan dewan gubernur 31 Juli lalu, yang memilih untuk menurunkan suku bunga sepakat bahwa langkah pemangkasan, tidak boleh dilihat sebagai "program yang sudah disiapkan". Dalam rangkuman pertemuan para petingginya, para pengambil keputusan melihat tindakan yang akan diambil merupakan "penilaian pertengahan siklus".


Diperkirakan, akan ada lebih banyak perbedaan pendapat jika semua peserta memiliki suara. Meskipun kenyataannya, hanya Dewan Gubernur Fed yang menjadi pemilih tetap dan hanya lima dari 12 presiden reserve bank regional yang memiliki suara pada setiap pertemuan.

Hasil rapat pemimpin Fed juga memuat keprihatinan internal, atas perlambatan ekonomi global, ketegangan perdagangan dan inflasi yang lamban. Sejak pertemuan 31 Juli, The Fed telah berada di bawah tekanan yang meningkat untuk memotong biaya pinjaman lebih banyak, termasuk permintaan Presiden AS Donald Trump untuk memangkas suku bunga acuannya hingga 100 basis point (bps).

The Fed Dilanda Perpecahan Soal Pangkas Suku BungaFoto: Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)

Sementara itu, Mary Ann Hurley, ekonom dari D.A Davidson mengatakan perpecahan yang terjadi dalam internal Fed cukup mengejutkan. "Saya pikir hal yang mengejutkan saya adalah betapa terpecahnya mereka. Kami benar-benar berada di wilayah yang belum dipetakan. Mereka benar-benar khawatir melakukan atau tidak melakukan hal yang benar," kataya.

Sementara itu, ahli strategi investasi dari Daird, Willie Delwiche menilai Fed sepertinya ingin tetap fleksibel. "The Fed jelas ingin fleksibel. Mereka jelas khawatir tentang beberapa ketegangan global yang ada di sana, apakah itu perdagangan, Brexit atau beberapa perkembangan internasional lainnya," katanya.

Trump telah berulang kali mengkritik kebijakan Federal Reserve, ia berusaha meredam kekhawatiran bahwa perang dagang antara AS dan China dapat membebani ekonomi AS, dan memicu kemungkinan resesi sebelum pemilihan presiden pada November 2020.

Presiden Bank Federal Minneapolis Neel Kashkari, yang tidak memiliki suara pada komite kebijakan moneter Fed tahun ini tetapi berpartisipasi dalam diskusi kebijakan, mendesak The Fed untuk menepati janji mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan perekonomian.

Pertemuan kebijakan 30-31 Juli juga termasuk diskusi tentang penelitian The Fed terkait potensi perubahan pada pendekatannya dalam menetapkan kebijakan. Sejumlah pembuat kebijakan mengatakan The Fed bisa lebih agresif dalam menggunakan pembelian obligasi untuk melawan resesi 2007-09.

Namun, para pembuat kebijakan juga mengatakan cara ini tidak cukup untuk menghilangkan risiko kebijakan yang akan terhambat di masa depan ketika suku bunga acuan The Fed mendekati nol.

[Gambas:Video CNBC] (sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/31U1eRD
via IFTTT

No comments:

Post a Comment