Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah trengginas, sepanjang pekan ini menguat 0,92% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke level 13.960/US$. Bahkan pada Jumat kemarin sempat menyentuh level 13.900/US$ yang merupakan level terkuat sejak 19 Juli.
Kinerja tersebut membuat rupiah berhasil mencatat penguatan empat pekan berturut-turut.
Perjalanan Mata Uang Garuda di pekan ini terbilang tidak terlalu mulus. Di awal pekan menguat 0,46% dan mendekati level "keramat" 14.000/US$. Setelahnya, rupiah malah melemah dua hari beruntun meski tipis-tipis, terbukti 14.000/US$ menjadi level yang cukup sulit untuk ditembus.
Namun, angin segar datang pada hari Kamis, rupiah menguat tajam 0,5% dan berhasil menembus level "keramat" 14.000/US$. Momentum penguatan bertambah di hari Jumat hingga akhirnya rupiah mampu menyentuh level 13.900/US$.
Di antara mata uang utama Asia, rupiah di pekan ini menduduki posisi runner up hanya kalah dari won Korea Selatan yang berhasil menguat 1,1%.
Mayoritas mata uang Asia memang menguat melawan dolar AS di pekan ini, kecuali yen Jepang yang anjlok 1,09% dan peso Filipina yang melemah 0,25%.
Pergerakan mata uang Asia tersebut memberikan gambaran persepsi investor akan kondisi finansial global sedang bagus. Hal ini terlihat semakin jelas dari pelemahan yen yang dianggap aset aman (safe haven).
Ketika persepsi pelaku pasar sedang buruk, mata uang yen selalu menjadi incaran dan akhirnya menguat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(pap/dru)from CNBC Indonesia https://ift.tt/31kkQ1r
via IFTTT
No comments:
Post a Comment