Pages

Sunday, September 8, 2019

Hati-hati! 25 Produk Reksa Dana Ini Turun Tidak Wajar

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyaknya reksa dana (RD) saham yang berkinerja ekstrim negatif sejak awal tahun hingga Agustus 2019 turut membebani performa industri reksa dana dan pasar modal secara umum dengan mencatatkan return (imbal hasil) negatif.

Berdasarkan data Infovesta Utama, sejak awal tahun hingga Agustus 2019 (year to date), kinerja 226 reksa dana saham yang tercermin dari Indeks RD Saham Infovesta 90 (Infovesta Equity Fund Index 90) minus 3,85%. Padahal pada periode yang sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru berkinerja positif 2,16%.

Masih mengacu data tersebut, dari total 226 RD saham, sebanyak 107 produk berkinerja negatif, dan 36 produk di antaranya turun lebih dari -10%, sementara 25 produk lainnya bahkan anjlok lebih dari 40%.

Nah
, sebanyak 25 produk RD saham dengan kinerja yang di luar kewajaran inilah yang masih membebani Indeks RD Saham Infovesta 90 sehingga performa reksa dana negatif sejak awal tahun.

Indeks RD Saham Infovesta 90 sudah mengecualikan 10% reksa dana yang kinerjanya terlalu ekstrim positif dan ekstrim negatif, masing-masing 5%.


Namun, meskipun acuan kinerja itu sudah beralih dari sebelumnya menggunakan Indeks RD Saham Infovesta yang belum disesuaikan dan masih mencakup seluruh produk yang dipantau, kinerja Indeks RD Saham Infovesta 90 masih terbebani kinerja reksa dana yang negatif.

"Ditambah [RD saham] yang ekstrim negatifnya, meski kami sudah normaliasasi dengan mengeluarkan 5% terbawah tetapi masih cukup banyak yang kinerjanya negatif," ujar Wawan Hendrayana, Head of Market Research Infovesta, kepada CNBC Indonesia, Rabu pekan lalu (4/9/19).

Adapun beberapa RD saham dengan kinerja terburuk sejak awal tahun di antaranya adalah Millenium Equity Prima Plus, Pool Advista Kapital Syariah, Treasure Saham Berkah Syariah, Millenium MCM Equity Sektoral, dan Aurora Sharia Equity.

Dari nama reksa dana berkinerja terbawah tersebut, ada nama produk yang manajer investasinya baru berganti kepemilikan sehingga produk reksa dana perseroan tidak aktif lagi yaitu PT Millenium Capital Management yang sebelumnya bernama PT Millenium Danatama Indonesia.

Sebelumnya, Millenium Danatama Indonesia adalah anak usaha dari Grup Millenium Danatama yang juga menginduki PT Millenium Danatama Sekuritas. Selain itu, PT Pan Arcadia Capital juga baru beralih pemilik dari sebelumnya bernama PT Dhanawibawa Manajemen Investasi pada Februari 2019.


Wawan juga menambahkan kinerja RD saham yang koreksinya drastis tersebut memang menunjukkan tidak semua manajer investasi berhasil mengelola produk investasi tersebut, karena diversifikasi masing-masing instrumen tidak lebih baik dari IHSG yang menjadi induk dari sekitar 650 saham.

"Sehingga ketika IHSG turun 1%, rata-rata reksa dana turunnya lebih dalam. Ketika fund manager melakukan keputusan stock picking dengan bobot tertentu, hal ini bisa meningkatkan risiko reksa dana."

Untuk sekarang ini, penurunan nilai aktiva bersih (NAB) RD saham dapat dimungkinkan oleh dua hal utama. Pertama, reksa dana tersebut tidak aktif sehingga yang tinggal di dalam adalah portofolio buruk yang tidak terkelola dengan baik dan bahkan memiliki dana kelolaan sangat rendah tetapi belum dibubarkan.


Kedua,
kinerja murni dari portofolio yang 'salah gaya' karena pemilihan sahamnya yang tidak tepat dan kebetulan sebagian besar pilihannya terjebak di zona merah atau bahkan berkinerja terburuk di antara saham se-Bursa Efek Indonesia.

Dari 650 saham per akhir Agustus, tercatat sebanyak 239 di antaranya turun, di mana 175 di antaranya minus lebih dari 10%, 25 produk amblas hingga 50%, dan 11 di antaranya yang anjlok lebih dari 70%.

Ketiga, produk RD saham tersebut sengaja dijadikan kumpulan portofolio buruk dari si manajer investasi dari kumpulan induk besar saham-saham yang mereka miliki.

Karena tujuan tersebut, maka produk yang dianggap gudang atau 'tempat sampah' itu diisi saham yang berkinerja buruk dari produk RD saham lain yang diunggulkan. Transaksi dapat dilakukan di bursa maupun di luar bursa (pasar negosiasi).

Dengan demikian, alangkah baiknya jika dugaan produk yang tidak aktif bisa segera disikapi dan dugaan kesengajaan menjadikan 'tempat sampah' juga dicermati oleh perusahaan manajer investasi sehingga dapat memperbaiki kinerja RD saham secara umum, agar tidak terjadi informasi yang salah kepada calon investor pasar modal.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2PWXH45
via IFTTT

No comments:

Post a Comment