Indeks Straits Times dibuka naik 0,1% ke level 3.147,68 poin dan sempat melemah, tetapi pada pukul 08:23 telah memantapkan posisinya di zona hijau dengan menguat 0,2%.
Data pasar menunjukkan, dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 14 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 5 saham melemah, dan 11 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Rilis data neraca perdagangan China mencatat pada bulan Agustus ekspor melemah 1% secara tahunan, sedangkan impor terkontraksi hingga 5,6% secara tahunan. Alhasil neraca perdagangan Negeri Tiongkok tercatat hanya sebesar US$34,83 miliar dari sebelumnya US$ 44,58 miliar di bulan Juli, dilansir Trading Economics.
Ekspor dan impor China ke Amerika Serikat (AS) mencatatkan pelemahan paling tinggi dengan melemah masing-masing 16% year-on-year (YoY) dan 22,4% YoY.
Pelemahan pada neraca perdagangan China menunjukkan bahwa sejatinya perang dagang secara perlahan menggerogoti ekonomi Negeri Tirai Bambu.
Meskipun demikian, data ekspor dan impor China untuk rekan dagang di Asia Tenggara kompak mencatatkan kenaikan, di mana ekspor naik 11,2% YoY dan impor menguat 7,6%, dilansir dari Trading Economics.
Hal ini menandakan bahwa di tengah ekskalasi perang dagang dengan AS, Negeri Tiongkok mulai mencari alternatif rantai pasokan untuk memenuhi permintaannya.
Alhasil wajar saja, pelaku pasar di bursa saham Negeri Singa yang awalnya grogi, sekarang sudah mantap mencatatkan aksi beli setelah mengetahui adanya peningkatan transaksi dagang antara China dengan negara di Asia Tenggara, termasuk Singapura.
Pada hari ini tidak ada rilis data cadangan devisa Singapura bulan Agustus yang akan dirilis pukul 16:00 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2PWsa25
via IFTTT
No comments:
Post a Comment