Selain itu, investor juga semakin bermain aman akibat dinamika terbaru hubungan AS-China. Delegasi AS baru saja tiba dari dialog di Shanghai sejak awal pekan, tetapi langsung dikejutkan oleh ulah Presiden Donald Trump.
"Perwakilan kami baru saja tiba dari China, di mana mereka mengadakan perundingan yang konstruktif menuju kesepakatan dagang. Kami merasa mampu mencapai kesepakatan dengan China tiga bulan lalu, tetapi sayang China memutuskan untuk negosiasi ulang.
"Baru-baru ini, China sepakat untuk membeli produk pertanian AS dalam jumlah besar, tetapi tidak dilakukan. Ditambah lagi, kawan saya Presiden Xi (Jinping) mengatakan akan menghentikan penjualan Fentanyl ke AS - ini tidak akan terjadi - dan banyak orang AS kesusahan!
"Perundingan dagang terus berlanjut, dan selagi berunding AS akan menerapkan tambahan kecil 10% bea masuk untuk impor produk China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September. Ini tidak termasuk importasi senilai US$ 250 miliar yang sudah dikenakan bea masuk 25%," papar Trump dalam sebuah utas (thread) di Twitter.
Pernyataan ini membuat heboh pasar keuangan dunia. Wajar investor cemas. Sebab kelakuan Trump bisa membuat dialog dagang AS-China berisiko kembali mentok seperti Mei lalu.
Apalagi kalau China tidak terima (kemungkinan besar Beijing tidak akan terima), maka aksi balas dendam balik menerapkan bea masuk terhadap produk AS pasti dilakukan. Bukan damai dagang, tetapi perang dagang AS-China akan meletus kembali.
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Yigs5H
via IFTTT
No comments:
Post a Comment