Pages

Friday, August 23, 2019

Sebelum Balas Tarif Impor China, Trump Serang Powell

Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi dan lagi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan pernyataan yang membuat situasi makin panas.

Dilansir dari CNBC International, kali ini, melalui jemari tangannya dan akun media sosial Twitter miliknya, Trump menuliskan, "Siapa musuh AS yang lebih besar? (Gubernur The Fed) Jay (Jerome) Powell atau President (China) Xi (Jinping)?"

Tweet serangannya tersebut muncul tidak lama setelah Powell menyampaikan pidato di acara tahunan The Fed, simposium Jackson Hole, Wyoming. Ketika ia menggunakan tarif untuk mencoba memaksa China mengubah apa yang ia sebut praktik perdagangan tidak adil, Trump berulang kali mengatakan ia tidak menyalahkan Xi, seorang pemimpin komunis yang telah mengkonsolidasikan kekuasaan di China.

Dan juga muncul tak lama setelah Negeri Tirai Bambu itu melepaskan 'tembakan' lain dalam konflik perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia dan sesaat sebelum presiden mendorong perusahaan-perusahaan Amerika untuk "mulai mencari alternatif selain China."


Belum jelas otoritas apa yang menurut Trump dapat ia gunakan untuk menghentikan Perusahaan AS beroperasi di China. Pasalnya, AS memperdagangkan lebih banyak barang dengan China daripada dengan negara lain mana pun.

Powell berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi AS, karena kekhawatiran tentang potensi resesi tumbuh. Dalam sambutannya pada simposium tahunan Jackson Hole, kepala bank sentral mengatakan ekonomi telah terus berjalan dengan baik secara keseluruhan, namun ia juga mengakui adanya ketidakpastian kebijakan perdagangan tampaknya memainkan peran dalam perlambatan ekonomi global.

Dalam cuitan pada Jumat sebelumnya, Trump mengatakan, "Seperti biasa, Fed tidak melakukan apa-apa!" Tidak jelas apa yang Trump harapkan bank sentral lakukan dalam simposiumnya, karena tidak memiliki pertemuan untuk membahas kebijakan hingga pertengahan bulan depan.

Dia juga menulis seperti ini; "Luar biasa [pejabat Fed] dapat 'berbicara' tanpa mengetahui atau bertanya apa yang saya lakukan, yang akan diumumkan segera." Tak lama setelah itu, dia mentweet bahwa perusahaan-perusahaan Amerika dengan ini diperintahkan untuk segera mulai mencari sebuah alternatif selain China, termasuk membawa kantor pusat perusahaan dan membuat produk di AS.

Ketika Trump mengkhawatirkan kemungkinan resesi, ia mengecam Powell dan media. Presiden berargumen bahwa Gubernur The Fed yang ditunjuknya tersebut, menaikkan suku bunga terlalu cepat dan tidak bergerak cukup cepat untuk memangkasnya.

Trump berpendapat ekonomi AS kuat dan hanya memiliki satu masalah, yakni bank sentral, yang menurutnya telah menghambat pertumbuhan. Presiden telah berulang kali mengatakan perang dagangnya dengan China tidak akan menahan ekonomi meskipun banyak ekonom utama, anggota The Fed dan Kantor Anggaran Kongres non-partisan tidak setuju dengannya.

Kicauan Trump pada Jumat mengikuti laporan bahwa ia dapat mempertimbangkan rotasi jabatan Gubernur The Fed. Orang nomor satu di AS itu dilaporkan telah berpikir untuk memecat Powell.

Menanggapi hal ini, Powell mengatakan, "Hukumnya jelas bahwa saya memiliki masa jabatan empat tahun, dan saya sepenuhnya bermaksud untuk mematuhinya."

China mengumumkan tarif baru untuk barang-barang Amerika senilai US$ 75 miliar, termasuk mobil. Pengenaan bea yang berkisar antara 5% dan 10% akan berlaku dalam gelombang terpisah pada 1 September dan 15 Desember. Tanggal-tanggal tersebut terjadi ketika tarif terbaru Trump untuk barang-barang China diberlakukan. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/30GceBS
via IFTTT

No comments:

Post a Comment