Pages

Thursday, August 22, 2019

Grogi Nantikan Pidato Powell, Straits Times Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada pembukaan perdagangan hari ini (23/8/2019) bursa saham acuan Singapura sempat melenggang ke zona hijau, tapi tak lama berselang langsung anteng lagi di zona merah.

Indeks Straits Times (STI) dibuka menguat 0,02% ke level 3.128,23 poin, namun hingga berita ini dimuat STI tercatat melemah 0,15% menjadi 3.123,13 poin. Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 7 mencatatkan kenaikan harga, 17 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pelaku pasar di bursa utama Negeri Singa grogi menanti pidato Gubernur Bank Sentral AS (The Fed), Jerome Powell, di Simposium Jackson Hole di Amerika Serikat (AS). Untuk diketahui, ini merupakan acara simposium tahunan yang dihadiri oleh bank sentral, menteri keuangan, ekonom, akademisi, hingga praktisi ekonomi.

Investor akan mencari petunjuk tentang rencana The Fed selanjutnya, apakah akan mempertahankan suku bunga acuan atau akan kembali memangkasnya.

Pasalnya, Powell pada pekan kemarin menegaskan bahwa pemotongan suku bunga acuan Negeri Paman Sam sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan Juli, bukannya permulaan awal dari era panjang pemangkasan suku bunga.

"Kami tak melihat arahnya ke sana (era panjang pemangkasan tingkat suku bunga acuan). Anda akan melakukannya jika Anda melihat pelemahan ekonomi yang signifikan dan jika Anda berpikir bahwa federal funds rate perlu dipangkas secara signifikan. Itu bukanlah skenario yang kami lihat."

Akan tetapi, melansir situs CME Fedwatch, pelaku pasar memproyeksi bahwa peluang pemotongan federal funds rate sebesar 25 bps untuk periode September mencapai 93,5%, sedangkan probabilitas suku bunga dipertahankan adalah 6,5%.

Hal ini dikarenakan, investor melihat Powell mendapat banyak tekanan dari Presiden AS Donald Trump yang masih semangat memperburuk hubungan dagang antara AS dengan China, di mana hal tersebut dapat semakin menekan laju pertumbuhan perekonomian dunia.

Simpang siur sentimen terkait suku bunga AS, membuat pelaku pasar di Singapura memilih mundur, sambil menantikan gambaran yang lebih jelas dari pidato Powell.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data laju inflasi Singapura periode Juli, dimana konsensus pasar memproyeksi inflasi Negeri Singa bulan lalu akan lebih rendah dari bulan Juni, dilansir Trading Economics.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ZlZFdu
via IFTTT

No comments:

Post a Comment