Pages

Thursday, August 22, 2019

7 Emiten BUMN Rilis Obligasi, Bank Artos Ada Pengendali Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah 0,21% level 6.257,56 pada perdagangan Kamis kemarin (22/8/2019) meski Bank Indonesia memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,5%.

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,05%, indeks Shanghai menguat 0,11%, dan indeks Straits Times terapresiasi 0,16%.


Sebelum perdagangan menjelang akhir pekan ini, Jumat (23/8/2019) dibuka, cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:

1. Siap-siap! 7 Emiten BUMN Ini Akan Rilis Obligasi

Sebanyak tujuh emiten yang berstatus perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya berencana menerbitkan surat utang atau obligasi dalam waktu dekat. Penerbitan ini ditujukan demi memenuhi kebutuhan pendanaan untuk investasi dan ekspansi.

Emiten-emiten tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP), PT PP Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Bank BRI akan menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai total Rp 20 triliun. Tahap pertama ini akan diterbitkan terlebih dahulu senilai Rp 5 triliun.

Selanjutnya, Bank BTN memilih global bond yang akan diterbitkan dalam denominasi dolar dan dicatatkan di luar negeri. BTN akan menerbitkan surat utang bertajuk junior global bond senilai US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) pada November mendatang atau paling lambat Januari 2020.

Waskita Beton Precast juga berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun pada kuartal IV-2019 sebagai bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I yang totalnya mencapai Rp 2 triliun. PTPP juga akan menerbitkan obligasi biasa senilai Rp 1,5 triliun untuk membiayai kebutuhan pengembangan investasi perusahaan di bidang energi dan sistem pengelolaan air minum (SPAM).


2.Siasat MAPI Hadapi Lesunya Industri Ritel

Industri ritel tanah air tengah menghadapi kelesuan di tengah gempuran belanja daring (e-commerce) yang kian masif. Emiten ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mulai mengembangkan bisnis ritel secara daring.

Corporate Secretary MAPI Fetty Kwartati mengakui, tren perilaku konsumen yang saat ini mulai beralih dari toko fisik ke berbelanja melalui platform e-commerce. MAPI juga sudah mengembangkan mapemall, situs belanja daring yang menjual produk ritel MAPI.

Sepanjang semester pertama, MAPI mencatatkan pendapatan Rp 10,01 triliun, naik 10,12% dari periode yang sama sama tahun sebelumnya Rp 9,09 triliun. Penjualan berhasil terkerek karena adanya momen libur panjang dan Lebaran.

Namun, laba bersih perseroan justru terpangkas 28,1% menjadi Rp 499,31 miliar dari tahun lalu Rp 389,71 miliar. Karena itu, kata Fetty, pengembangan bisnis ritel daring menjadi keharusan karena punya potensi pasar yang cukup besar, sembari menerapkan konsep omnichannel atau experience pada gerai yang dikelola perseroan.

"Strategi omnichannel kami terapkan, karena kami memang offline bisnis. Tahun 2019 kami kerja sama dengan marketplace," ungkap Fetty, saat acara dialog di CNBC Indonesia, Kamis (22/8/2019).

3.Jerry Ng & Patrick Walujo Caplok Bank Artos

PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) memiliki pengendali baru. Bank yang didirikan keluar Hardy ini akan dikendalikan Jerry Ng dan Patrick Walujo, dua nama yang tak asing bagi aksi merger dan akuisisi di Tanah Air.

Perubahan pengendali ini terjadi setelah Jerry Ng dan Patrick Walujo menguasai 51% saham Bank Artos. Jerry Ng akan masuk melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) sebesar 37,65% dan Patrick Walujo masuk melalui WTT, perusahaan investasi berbasis di Hong Kong, yang akan menguasai 13,35%.
Kedua akan masuk Bank Artos melalui mekanisme rights issue atau penerbitan saham baru.

4.BRI Agro Bakal Rights Issue, Ini Bocoran Harganya

PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) akan menggelar Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (right issue) alias right issue pada September 2019 mendatang. Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengincar dana Rp 700 miliar dengan melepas 3 miliar saham baru atau setara dengan kepemilikan 12,32%.

Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto mengatakan dengan penambahan modal dari rights issue maka perseroan bisa naik kelas ke Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III dari sebelumnya BUKU II. "Dengan menjadi Bank BUKU III maka BRI Agro bisa meningkatkan usaha dengan membuka laku pandai dan layanan lain," ujar Agus Rabu (21/8/2019).

5.Bos Adhi Karya: Arus Kas Negatif Hanya Sementara

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menyatakan arus kas perseroan yang tercatat negatif bukan masalah buat perseroan. Arus kas negatif hanya bersifat sementara karena ada sejumlah proyek dijalankan dengan skema turnkey.

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto menjelaskan dalam beberapa bulan ke depan akan menerima pembayaran dari pengerjaan beberapa proyek dengan skema turnkey.

"Cash flow negatif, hanya cash flow sesaat aja. Perlu diketahui debt to equity ratio kami saat ini 1,6 kali. Itu angka yang masih sangat aman. Beberapa proyek ada yang bersifat Turnkey, ini sudah ada penyelesaiannya," kata Budi, saat wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia di Jakarta, Kamis (22/08/2019).

"Dalam 1-2 bulan akan mendapatkan pembayaran dari owner sehingga akan memperbaiki cash flow kami, cash flow kami akan positif. Secara sederhana dapat dipahami bahwa sistem turnkey project adalah pembayaran oleh developer atau pemilik proyek terhadap kontraktor sebagai pelaksana pada saat pekerjaan telah selesai seluruhnya atau pada saat proyek serah terima dari pelaksana ke pemilik.

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2MyWrlk
via IFTTT

No comments:

Post a Comment