Direktur Niaga Sriwijaya Air, Joseph Tendean, mengaku pihaknya masih berupaya bangkit dari keterpurukan kinerja keuangan pada tahun 2018 lalu. Karena itu, pembenahan di segala lini dilakukan.
"Jadi Sriwijaya tahun lalu memang agak sedikit dalam kesulitan [...] Belum ada penambahan pesawat, kita mau memaksimalkan yang ada untuk di rute yang menguntungkan," ungkapnya di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Seiring dengan pembukaan rute baru tersebut, Sriwijaya juga menutup sejumlah rute yang dinilai tak menguntungkan. Ditargetkan, pada 2019 ini Sriwijaya mampu menerbangkan sekitar 11 juta penumpang.
Target perseroan menurun dari capaian tahun 2018 sebesar 12 juta penumpang. Namum, sebaliknya, target pendapatan justru ditingkatkan. "Ya pastilah. Meningkatnya kalau target 30% revenue," bebernya. Ia mengatakan pada tahun lalu Sriwijaya Air menderita kerugian hingga Rp 1,2 triliun. Pengalaman itu tak ingin diulangi pada tahun 2019 ini. Joseph bahkan menegaskan ingin mencetak laba.
"Saya ngomong di RKAP [rencana kerja anggaran dan perusahaan] kita [laba] Rp 300 miliar. Kelihatannya sih lebih," dia optimistis.
Lantas, apa yang mampu menopang kinerja keuangan tersebut? "Perbaikan produksi, rute-rute yang rugi kita tutup, rute yang untung kita buka, kita tambah. Kita lakukan efisiensi, kita tutup kebocoran-kebocoran. Deal-deal yang enggak benar kita beresin. Itu kan bikin rugi perusahaan, kalau dihilangkan meningkatkan revenue," katanya. (hoi/hoi)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/32pPQ12
via IFTTT
No comments:
Post a Comment