Pada perdagangan hari ini Kamis (1/8/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali menguat dengan rentang perdagangannya pada level 6.370 hingga 6.450.
Dari bursa Wall Street Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama pada penutupan rata-rata terkoreksi. Indeks S&P 500 terpangkas 1,09%, sedangkan Nasdaq Composite rontok 1,19%, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) amblas dengan angka unik 1,23%.
Berbicara dalam konferensi pers pagi tadi, Jerome Powell, Gubernur The Fed, bank sentral AS, mengatakan bahwa langkah the Fed hari ini bukanlah awal dari siklus pemotongan suku bunga yang panjang.
Investor AS memang mengharapkan adanya penurunan suku bunga sebanyak 25 basis poin sebagai jaminan keamanan "asuransi" terhadap tanda-tanda perlambatan ekonomi yang membayangi di tengah perang perdagangan AS-China yang berkepanjangan.
Selain itu, bursa Wall Street terdampak karena AS dan China mengakhiri meja perundingan pada putaran terakhir di Shanghai tanpa kesepakatan. Namun, kedua belah pihak menyebut pembicaraan tersebut mengalami kemajuan "konstruktif."
Presiden AS Donald Trump yang memojokkan China karena belum menambah pembelian produk pertanian asal AS. Kabar baiknya, China akan meningkatkan pembelian produk AS setelah pembicaraan perdagangan AS-China berakhir di Shanghai kemarin.
Stephanie Grisham selaku Juru Bicara Gedung Putih mengatakan pembicaraan dengan China "konstruktif" dan akan berlanjut di Washington pada awal September.
Dari dalam negeri, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kemarin menurunkan suku bunga penjaminannya. LPS menetapkan bunga penjaminan untuk bank umum turun 25 basis poin dari 7% menjadi 6,75%, sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebesar turun menjadi 9,25% dari 9,50%.
Adapun bunga penjaminan dalam valuta asing (valas) tetap dipertahankan di level 2,25% untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik, mengingat transaksi berjalan (current account) yang masih defisit.
Secara teknikal, IHSG menunjukkan potensi penguatan karena kembali bergerak mendekati nilai rata-ratanya dalam 5 hari terakhir (moving average/MA5).
Sumber: Refinitiv
|
Terbentuknya pola lilin putih (white candle) memperkuat kontinuitas tren kenaikan IHSG, dikarenakan buyer masih terlihat dominan dari pada pada seller di bursa.
Ruang penguatan IHSG cukup terbuka, dikarenakan level jenuh belinya (overbought) masih cukup jauh, jika mengacu pada indikator teknikal stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas)from CNBC Indonesia https://ift.tt/3308ixy
via IFTTT
No comments:
Post a Comment