Pages

Monday, July 22, 2019

Rehat Sejenak, Emas Dunia Hari Ini Turun Jadi Rp 638.553/gram

Jakarta, CNBC Indondesia - Harga emas dunia jatuh ke posisi terendah dalam sepekan. Laporan keuangan kuartal II-2019 yang cemerlang dari sejumlah emiten di bursa saham utama Amerika Serikat (AS) , Wall Street, membuat investor berani masuk ke aset-aset berisiko. Selain itu kabar positif terkait perundingan dagang AS-China membuat emas juga tertekan.

Pada perdagangan hari Selasa (23/7/2019) pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,59% ke level US$ 1.418,5/troy ounce (Rp 638.553/gram; asumsi kurs Rp 14.000/US$). 

Adapun harga emas di pasar spot turun 0,58% menjadi US$ 1.416,47/troy ounce (Rp 637.639/gram) yang merupakan level terendah sejak 16 Juli 2019.

Pelu diketahui bahwa musim rilis laporan keuangan kuartal II-2019 emiten di AS sudah dimulai sejak pekan lalu. Sejauh ini, laporan keuangan yang telah dirilis lebih baik dibanding ekpektasi pasar.

Lebih dario 15% emiten pada indeks S&P 500 sudah merilis laporan keuangannya. Sebanyak 78% di antaranya melaporkan kinerja yang lebih bagus dari ekspektasi. Sedangkan 67% mencatat pendapatan yang lebih tinggi dari prediksi, berdasarkan data dari FactSet, dikutip dari CNBC International.

Pekan ini, akan ada banyak emiten 'raksasa' yang akan merilis laporan keuangan, seperti Facebook, Amazon, Alphabet (Google), McDonalds, dan Boeing.

Alhasil, investor mulai berani masuk ke pasar keuangan yang notabene berisi aset-aset berisiko. Emas yang hanya dijadikan pelindung nilai (hedging) alih-alih investasi pun ditinggalkan.

Selain itu, aura positif yang datang dari perundingan dagang AS-China juga setidaknya dapat meredam kekhawatiran pelaku pasar.

Mengutip kantor berita Xinhua, Cina bersedia membeli lebih banyak produk pertanian asal AS. Komisi Tarif dan Kepabeanan China dikabarkan sedang mengurus izin impor tersebut.

"Kementerian terkait di China berharap AS bisa segera bertemu dengan pemerintah, dan ingin agar AS menepati janjinya, " tulis berita Xinhua.

Pemerintah China juga dikabarkan tengah berdiskusi dengan perusahaan milik negara maupun swasta terkait rencana untuk meningkatkan pembelian produk pertanian AS.

Sebagai latar belakang, AS dan China telah sepakat untuk melanjutkan perundingan sejak Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu di sela sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akhir Juni.

Namun, pada 11 Juli lalu, Trump mengatakan China tidak memenuhi janji yang sontak membuat pelaku pasar kembali dibayangi ketakutan eskalasi perang dagang.

Dengan adanya berita positif dari Xinhua, setidaknya kekhawatiran pelaku pasar berkurang dan semakin menjadi alasan untuk masuk ke aset-aset berisiko seperti saham.

Lagi-lagi kilau emas sedikit pudar.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2SyW1ex
via IFTTT

No comments:

Post a Comment