Pages

Sunday, November 3, 2019

AS Segera Izinkan Transaksi Dengan Huawei, Strait Times Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham acuan Singapura menguat pada pembukaan perdagangan hari ini (4/11/2019) seiring kembalinya optimisme pelaku pasar akan damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks Straits Times dibuka menguat 0,26% ke level 3.237,85 indeks poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 18 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 7 saham melemah, dan 5 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Asa damai dagang Washington dan Beijing kembali membuncah setelah Sekretaris Kementerian Perdagangan AS Wilbur Ross menyampaikan pada Minggu (3/11/2019) bahwa lisensi yang mengizinkan perusahaan AS untuk menjual produk ke Huawei akan diberikan dalam waktu dekat, dilansir dari CNBC International.


Untuk diketahui, pada awal tahun ini, Negeri Paman Sam memasukkan perusahaan teknologi raksasa China tersebut ke dalam 'Daftar Entitas' karena alasan keamanan nasional. Perusahaan yang masuk daftar tersebut tidak diperbolehkan melakukan transaksi dengan perusahaan AS tanpa lisensi dari pemerintah AS.

Tindakan tersebut sempat membuat geram pemerintah Negeri Tiongkok dan menjadi salah satu hambatan tercapainya damai dagang antara kedua negara.

Lebih lanjut, dalam kesempatan yang sama Ross juga menyebutkan beberapa lokasi potensial yang akan dijadikan tempat penandatanganan perjanjian fase I antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Alternatif lokasi termasuk Iowa, Alaska, Hawai atau suatu tempat di China.

Pelaku pasar global sempat khawatir bahwa penandatangan perjanjian damai dagang antara kedua negara mundur setelah pemerintah Chile membatalkan penyelenggaraan KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik bulan depan, di mana Trump dan Xi awalnya dijadwalkan mengesahkan kesepakatan di sela-sela acara tersebut.

Meskipun berbagai kabar baik terkait damai dagang AS-Chin terus bermunculan, akan tetapi analis tetap berhati-hati dalam mencerna informasi tersebut sebelum mengambil keputusan investasi.

"Sejauh ini perkembangan (hubungan) dagang AS-China menunjukkan kesepakatan fase I yang tampak seperti kepastian. (Namun) masalah kontroversial mengenai apakah AS akan membatalkan rencana tarif bulan Desember dan menghapus beberapa tarif yang berlaku saat ini sesuai dengan tuntutan China tetap tidak diketahui," ujar Rodrigo Catril, ahli strategi valas senior di Bank Nasional Australia, dikutip dari CNBC International.

"Jika masalah (tersebut) tidak terselesaikan, maka kesepakatan dapat dengan mudah runtuh," tambah Catril.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/34sCT70
via IFTTT

No comments:

Post a Comment