"Kita masih terbuka komunikasi dengan calon-calon investor tetapi bagaimana skemanya, bagaimana aturannya investasi [belum dipastikan]. Kan investasi itu macam-macam banyak, ada KPBU dan lain-lain," ungkap Direktur Proyek LRT Jakarta PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin, di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Komunikasi tersebut tak hanya dilakukan dengan swasta nasional, tetapi juga dilakukan dengan investor asing. Namun, dia tak mau membocorkan dari negara mana calon investor ini berasal.
"Nah itu pembicaraan di atas, high level, kita enggak ini. Kalau kita dari tim proyek kan itu bagaimana menyelesaikan target," katanya.
Terkait total kebutuhan investasi LRT Jakarta fase 2, dia belum bisa menjelaskan lantaran masih dalam tahap penyelesaian feasibility study (FS) dan basic design. FS dan basic design tersebut ditargetkan rampung pada akhir Desember 2019.
Yang jelas, untuk fase 2A saja diperkirakan butuh anggaran sebesar Rp 7 triliun.
"Itu range-nya, tapi belum kita fix-kan karena masih jalan penyusunan basic design-nya, karena kalau kita ngomong ini ini ini tapi ternyata nanti berubah," katanya.
Dia menambahkan, fase 2A memiliki panjang trase sekitar 8,1 Km membentang dari Kelapa Gading sampai Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, yang disiapkan sebagai kandang Persija Jakarta. Adapun fase 2B dibangun pada jalur Velodrome - Manggarai sepanjang 6 Km.
Di sisi lain, untuk menutupi kebutuhan anggaran, Jakpro juga masih mengandalkan penyertaan modal daerah (PMD) dari Pemprov DKI Jakarta. Pada RAPBD 2020, Jakpro mengusulkan PMD sebesar Rp 5,22 triliun.
"Kalau skema pembiayaan sampai sekarang ini kan Jakpro tetap didukung oleh PMD seperti yang kemarin sudah diajukan di proses penyusunan anggaran itu. Kalau tahun depan untuk kelanjutan fase 2A sampai saat ini tetap menggunakan skema PMD."
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2D89HX2
via IFTTT
No comments:
Post a Comment