Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN produsen emas dan nikel, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan laba bersih pada 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2019 mencapai Rp 561,19 miliar, atau amblas 11,08% dari periode yang sama tahun lalu Rp 631,13 miliar.
Kendati laba bersih turun, laporan keuangan Antam per September mencatat, penjualan Antam justru melesat 23% menjadi Rp 24,54 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 19,95 triliun.
Manajemen Antam menegaskan komoditas emas masih menjadi komponen terbesar pendapatan Antam dengan kontribusi sebesar Rp 17,03 triliun atau 69% dari total penjualan bersih per September 2019. Penjualan emas Antam itu melesat 27% dari periode yang sama tahun lalu Rp 13,38 triliun.
Di posisi kedua, penjualan anak usaha PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ini ditopang feronikel yang penjualannya mencapai Rp 3,61 triliun, atau 15% dari total penjualan bersih. Namun pos ini turun 6,64% dari periode yang sama tahun lalu bisa mencapai Rp 3,85 triliun.
Adapun di posisi ketiga, ada kontribusi penjualan dari bijih nikel sebesar Rp 2,49 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,91 triliun.
Mengacu laporan keuangan, penurunan laba bersih Antam terjadi di tengah jumlah beban usaha yang membengkak menjadi Rp 2,50 triliun dari sebelumnya Rp 1,99 triliun, baik dari beban umum administrasi maupun beban penjualan dan pemasaran.
Tak hanya itu, masih adanya pos bagian kerugian entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 194,53 miliar memberi tekanan pada kinerja Antam, kendati nilai pos ini berhasil ditekan dari sebelumnya Rp 367,09 miliar.
Manajemen Antam, dalam keterangan resmi yang disampaikan Sekretaris Perusahaan Kunto Hendraprawoko, mengatakan posisi keuangan Antam solid, tercermin pula pada kenaikan Corporate Credit Rating dari S&P Global pada tahun 2019, dari rating B- dengan prospek positif menjadi B dengan prospek positif.
Selain itu, ada kenaikan rating untuk Korporasi dan Obigasi Berkelanjutan I Tahun 2011 yang diberikan oleh PT Pefindo dari idA- dengan outlook stabil menjadi rating idA dengan outlook stabil.
Volume
Untuk volume produksi feronikel pada 9 bulan pertama tahun ini mencapai 19.052 ton nikel dalam feronikel (TNi). Penjualan feronikel juga naik 3% menjadi 19.703 TNi dari sebelumnya 19.149 TNi.
Untuk emas, pada September, total volume produksi emas dari Tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai 1.485 kg (47.743 troy oz). Sementara volume penjualan emas sebesar 26.712 kg (858.810 trio oz).
"Peningkatan capaian penjualan Antam sejalan degan upaya perseroan untuk meningkatkan utilitas pengolahan pabrik pemurnian serta pengembangan pasar emas Antam baik domestik maupun ekspor," tulis manajemen Antam.
Foto: Volume Produksi Antam per September 2019
|
from CNBC Indonesia https://ift.tt/32Os52y
via IFTTT
No comments:
Post a Comment