Pages

Tuesday, October 22, 2019

Drama Brexit Berulang Lagi, Straits Times Bersikap Defensif

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura pada perdagangan hari ini (23/10/2019) dibuka stagnan di level 3.160,82 indeks poin. Namun tak lama berselang memilih masuk ke zona merah, di mana pada pukul 08:04 WIB tercatat melemah 0,03% menjadi 3.159,69.

Data pasar menunjukkan dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 9 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 15 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pelemahan terbatas pada indeks Straits Times seiring dengan kabar bahwa parlemen Inggris menolak jadwal atau kerangka waktu yang diajukan pemerintah untuk mempercepat proses ratifikasi kesepakatan pemisahan London dengan Benua Biru (Brexit), dilansir CNBC International.


Ini berarti, hampir pasti Inggris tidak akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober 2019 dan berharap Benua Biru memberikan perpanjangan waktu agar dapat mencegah no-deal Brexit alias berpisah tanpa kesepakatan.

Drama serupa yang membuat Perdana Menteri Theresa May mengundurkan diri berulang kembali. Seperti diketahui, sebelumnya Theresa May sudah 2 kali mengajukan proposal ke parlemen Inggris yang kemudian selalu ditolak dan berujung pada penundaan Brexit.

Jika akhirnya Inggris harus berpisah dari Uni Eropa tanpa kesepakatan maka Negeri Ratu Elizabeth berpotensi masuk ke jurang resesi seperti disampaikan oleh Bank of England.

Skenario itu, tentunya membuat pelaku pasar ketar-ketir, karena Inggris merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke lima di dunia. Kejatuhan London akan semakin memperparah situasi perekonomian global.

Di lain pihak, koreksi Straits Times yang terbatas dibantu oleh sentimen positif dari hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai perkembangan dalam negosiasi dagang kedua negara, seperti dilansir dari Reuters. Menurut Le, segala perbedaan yang ada antara AS dan China bisa diselesaikan selama keduanya menghormati satu sama lain.

"Selama kita saling menghormati satu sama lain dan bekerjasama dengan azaz keadilan, tidak ada perbedaan yang tak dapat diselesaikan antara China dan AS," kata Le.

Dirinya kemudian menjelaskan bahwa AS dan China telah mencapai banyak hal melalui kerjasama selama bertahun-tahun."Untuk apa kita melepaskan capaian-capaian dari kerjasama tersebut?"tambah Le

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data laju inflasi Singapura bulan September yang akan diumumkan pukul 12:00 WIB. Konsensus pasar memprediksi inflasi bulan lalu akan tumbuh pada level yang sama dengan bulan Agustus, yakni 0,5% secara tahunan, dilansir Trading Economics.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/35YVCbV
via IFTTT

No comments:

Post a Comment