Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat memberikan sinyal penguatan pada awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir memerah, bahkan anjlok dengan penurunan 70 poin atau 1,16% ke level 5.953. Ini adalah level terendah IHSG dalam 6 bulan terakhir dan melanjutkan tren pelemahan selama 6 hari beruntun.
Untuk perdagangan Jumat ini (29/11/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan ditutup kembali melemah. Rentang pergerakannya diperkirakan pada level 5.900 hingga 6.000.
Dari global, bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) diliburkan karena merayakan Thanksgiving. Pelaku pasar dalam negeri perlu waspada melihat kinerja bursa Asia yang memerah kemarin, sepertinya tekanan belum berhenti seiring hubungan AS-China yang menegang.
Presiden AS Donald Trump diketahui telah menandatangani Undang-undang (UU) penegakan hak asasi manusia (HAM) di Hong Kong yang diusulkan oleh Kongres. Salah satu poin dalam UU tersebut adalah pemberian sanksi bagi pejabat China yang terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong.
"Saya meneken UU ini sebagai bentuk respek kepada Presiden Xi [Jinping], China, dan rakyat Hong Kong. UU ini disahkan dengan harapan pemimpin dan perwakilan China di Hong Kong dapat mengatasi perbedaan serta menciptakan perdamaian dan kemakmuran bagi semua," kata Trump melalui keterangan tertulis.
Seperti perkiraan, China tidak terima. Kementerian Luar Negeri China menegaskan penolakan terhadap UU yang baru diteken Trump. Beijing menilai upaya AS mengintervensi urusan rumah tangga China akan gagal.
"Pemerintah China akan membalas jika AS terus melakukan hal semacam ini. AS adalah pihak yang harus bertanggung jawab," tegas pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China, seperti diberitakan Reuters.
Dari dalam negeri, transaksi bursa di bursa saham yang tercipta kemarin turun menjadi Rp 6,013 triliun, lebih rendah dari transaksi hari Rabu (27/11) yang mencapai Rp 7,2 triliun. Adapun investor asing masih meneruskan tren penjualan sahamnya dengan mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 234 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, IHSG masih dibayangi penurunan karena terus-terusan bergerak di bawah rata-rata harganya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Meski secara momentum IHSG telah memasuki wilayah jenuh jualnya (oversold), tetapi tren penurunan sepertinya lebih kuat yang terlihat dari puncak-puncak pergerakan harga tertingginya yang bergerak lebih rendah (higher low).
Sumber: Refinitiv
|
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/33uND3V
via IFTTT
No comments:
Post a Comment