Pages

Sunday, September 22, 2019

Trump Akan Naikkan Tarif Impor 100%? Yen Bisa Kuat Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yen Jepang membuka perdagangan Senin (23/9/19) dengan melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) setelah pada pekan lalu mencatat penguatan mingguan pertama dalam empat pekan terakhir.

Pada pukul 6:30 WIB, yen diperdagangkan di level 107,65 atau melemah 0,09% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sepanjang pekan lalu yen berhasil menguat 0,48% setelah melemah tiga pekan beruntun.

Meski melemah di awal perdagangan hari ini, tetapi yen berpeluang kembali menguat mengingat kemungkinan memanasnya hubungan AS dengan China. Pada hari Jumat (20/9/19) waktu AS, negosiator dari China yang sedang berada di AS membatalkan kunjungan ke wilayah pertanian di Nebaraska dan langsung kembali ke China.

Pada tahun 2018 China membeli produk pertanian AS senilai US$ 5,9 miliar, berdasarkan data lembaga Sensus AS. China juga merupakan konsumen kedelai terbesar dengan membeli sekitar 60% dari total ekspor AS, sebagaimana dilansir CNBC International.

Batalnya kunjungan ke pertanian tersebut menimbulkan tanda tanya, apakah China batal membeli produk pertanian AS atau hanya mempersingkat rencana di AS. Belum ada jawaban pasti kenapa negosiator China yang dipimpin Wakil Menteri Pertanian dan Pedesaan, Han Jun, membatalkan kunjungan ke Nebraska.


Sebelum pembatalan kunjungan tersebut, pernyataan-pernyataan dari pihak terkait memang sedikit memicu ketegangan.

Penasehat Gedung Putih, Michael Pillsbury mengatakan Presiden AS, Donald Trump, siap menaikkan tarif impor lagi jika kesepakatan dagang dengan China tidak segera tercapai, ia juga mengatakan tarif yang berlaku saat ini merupakan "level rendah", sebagaimana dilansir South China Morning Post.

"Apakah presiden memiliki opsi untuk menaikkan tarif? Iya, tarif bisa dinaikkan lebih tinggi. Tarif saat ini masih rendah, dan bisa naik 50% atau 100%" kata Pillsbury dalam sebuah wawancara di Hong Kong.

Wall Street terus memangkas penguatan setelah Hu Xijin, editor koran yang dimiliki Partai Komunis China mengatakan Tiongkok tidak akan terburu-buru untuk mencapai kesepakatan dagang.

"Baik China maupun AS harus menghargai perundingan saat ini, Banyak pejabat AS salah membaca niat baik China, dan menganggap hal tersebut sebagai kelemahan Pemerintah Beijing. China tidak suka berbicara keras sebelum negosiasi, tapi saya tahu China tidak gegabah dalam mencapai kesepakatan seperti yang dipikirkan AS" kata Hu Xijin melalui akun Twitternya.

Hingga saat ini, Presiden Trump belum merespon pembatalan kunjungan delegasi China ke pertanian AS, sehingga pasar masih diliputi tanda tanya. Seperti biasa, yen yang menyandang status safe haven akan menjadi menarik saat pasar dipenuhi ketidakpastian.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2IdR1bx
via IFTTT

No comments:

Post a Comment