Pages

Monday, September 30, 2019

Suku Bunganya Mau Dipangkas, Dolar Australia Malah Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia menguat awal perdagangan Selasa (1/10/19) melawan dolar Amerika Serikat (AS) maupun melawan rupiah. Padahal bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) diperediksi akan memangkas suku bunga kembali pada hari ini.

Berhadapan dengan dolar AS, pada pukul 7:30 WIB Mata Uang Kanguru menguat 0,07% ke level US$ 0,6754, sementara melawan rupiah menguat 0,15% ke Rp 9.587,76, berdasarkan data Refinitiv.

Pada bulan Juni dan Juli, bank sentral yang dipimpin Philip Lowe ini sudah memangkas suku bunga masing-masing 25 basis poin (bps) menjadi 1%. Tingkat suku bunga tersebut menjadi yang terendah sepanjang sejarah RBA.

Hari ini RBA diprediksi kembali memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 0,75%, berdasarkan data Forex Factory.

Spekulasi pemangkasan suku bunga semakin menguat sejak pekan lalu setelah Gubernur Lowe, memberikan indikasi ke arah sana. Berbicara di New South Wales dalam acara Armidale Business Chamber Dinner, Lowe mengatakan para anggota dewan bersiap kembali memangkas suku bunga setelah melakukannya pada Juni dan Juli lalu.

"Para anggota dewan bersiap untuk kembali melonggarkan kebijakan moneter jika dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, menurunkan tingkat pengangguran menuju full employment, serta mencapai target inflasi", kata Lowe sebagaimana dilansir ABC News.

Pernyataan Lowe tersebut berubah dari sebelumnya yang mengatakan akan melihat dan menilai terlebih dahulu efek dari pemangkasan suku bunga sebelumnya.

Buruknya data tenaga kerja Australua nampaknya merubah sikap RBA. Biro Statistik Australia melaporkan di bulan Agustus naik menjadi 5,3% dari bulan sebelumnya 5,2%. Tingkat pengangguran tersebut merupakan yang tertinggi dalam satu tahun terakhir.

Pemangkasan suku bunga kali ini terlihat hampir pasti, sehingga pelaku pasar akan meliihat bagaimana panduan kebijakan ke depannya.

Dengan tiga kali pemangkasan suku bunga dalam kurun waktu lima bulan, RBA terbilang agresif dan kemungkinan besar suku bunga tidak akan diturunkan lagi di sisa tahun ini. Hal tersebit membuat dolar Australia bisa sedikit bernafas.

TIM RISET CNBC INDONESIA  (pap/pap)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2n6rgCL
via IFTTT

No comments:

Post a Comment