Pages

Wednesday, September 11, 2019

Soal Nuklir Iran: AS Mereda dan Kaji Kurangi Sanksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Rabu (11/9/19) mengisyaratkan negaranya mungkin dapat mengurangi sanksi terhadap Iran.

"Kita akan melihat apa yang terjadi," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih ketika ditanya tentang kemungkinan Amerika Serikat mengurangi kampanye 'tekanan maksimum' pada Iran.


Presiden kontroversial itu juga mengatakan ia percaya Iran ingin mencapai kesepakatan dengan AS pada program nuklirnya.



"Jika mereka melakukannya, itu bagus. Jika tidak, itu bagus juga," katanya. "Mereka memiliki kesulitan keuangan yang luar biasa dan sanksi semakin sulit." Tambahnya, mengutip Reuters.

Lebih lanjut, Trump mengatakan bahwa "sangat sangat berbahaya" bagi Iran untuk memperkaya uranium, langkah utama dalam mengembangkan senjata nuklir.

Langkah Trump memecat penasihat keamanan nasional John Bolton pada hari Selasa kemarin telah memicu spekulasi bahwa kebijakan Washington terhadap musuhnya, seperti Iran dapat dikurangi.


Secara terpisah, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Teheran tidak akan bernegosiasi dengan AS apabila sanksi terhadap negaranya masih diberlakukan.

Meski begitu, Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan presiden terbuka untuk bertemu dengan Rouhani, kemungkinan pada pertemuan Majelis Umum PBB akhir bulan ini.

Namun saat ditanya apakah Trump mengharapkan pertemuan seperti itu, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak mengharapkan apa pun.

Iran membuat kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JSPOA) dengan negara-negara Dewan Keamanan PBB -China, Prancis, Rusia, Inggris AS, termasuk Jerman- dan negara Uni Eropa untuk membatasi penelitian nuklirnya. Di bawah kesepakatan itu, Iran harus melakukan penelitian dan pengembangan terbatas selama delapan tahun.

Namun awal pekan lalu, Iran telah mengambil langkah baru terkait perjanjiannya kesepakatan nuklir yang dibuatnya di tahun 2015 dengan sejumlah negara. Bahkan Iran, sepertinya akan kembali mencabut pembatasan dalam pengembangan riset nuklir negara tersebut.

Tindakan Iran ini dilakukan sebagai balasan atas sanksi yang diberlakukan Pemerintah AS. Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dengan alasan itu tidak cukup berkembang mengatasi nuklir Iran. Bahkan AS menerapkan kembali sanksi pada Iran. Alhasil, tindakan ini menekan penjualan minyak mentah Iran lebih dari 80%.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/34I4Rwy
via IFTTT

No comments:

Post a Comment