Berdasarkan data Bank of America Merrill Lynch, pasar jatuh di saat Trump bermain terlalu banyak Twitter. Selama tiga tahun menjadi Presiden, pasar telah jatuh dengan rata-rata 9 basis poin sejak karena kebiasaan Trump ini.
Saat Trump mengeluarkan 35 atau lebih cuitan dalam sehari, biasanya pasar akan berakhir dengan kejatuhan. Tapi, jika dia minim bermain di bawah 5 kali sehari, makan pasar mencatat kenaikan 5 basis poin dalam sehari.
Foto: Trump/Twitter
|
"Pembicaraan soal dagang, kampanye politik dan Twitter telah berkontribusi terhadap volatilitas, mulai dari China ke The Fed hingga ke kebijakan pajak," tulis catatan Bank of America sebagaimana dilansir dari Business Insider.
Bahkan firma itu juga mencatat kebijakan ekonomi AS yang tidak jelas, yang erat dikaitkan langsung dengan volatilitas, telah meningkatkan selama tiga tahun belakangan ini.
Presiden Trump menggunakan Twitter untuk berkomunikasi dan berkomentar soal kebijakan ekonomi dan perdagangan. Ini membuat para investor wajib memperhatikan Twitter beliau, terkait apa yang Ia tweet dan berapa sering.
Trump menggunakan Twitter untuk mengkritik kebijakan moneter Bank Sentral AS The Federal Reserves. Beberapa kali, Trump menekan pemimpin The Fed Jerome Powel untuk memangkas suku bunga.
Bahkan Trump membahas urusan negosiasi dagang dengan China di Twitter. Ketika Trump menulis kemungkinan akan adanya negosiasi antara Washington dan Beijing di Twitter miliknya, pasar saham langsung melaju karenanya.
Sejak Trump mendeklarasikan diri melaju sebagai calon presiden AS 2015 lalu, cuitannya di aplikasi tersebut tercatat mencapai 17.000 kali. Dengan akun @realDonaldTrump cuitan beliau bahkan kerap menjadi pernyataan resmi pemerintahan. Twitter Trump sendiri memiliki 64 juta pengikut.
Ini berbeda dengan mantan Presiden AS lainnya Barrack Obama. Obama tidak menggunakan nama pribadinya di akun Twitter, melainkan akun resmi kenengaraan @WhiteHouse untuk semua aktivitas pemerintahan.
Menurut The New York Times, sebenarnya Twitter Trump tidak sepenuhnya dikontrol oleh sang presiden. Seorang staff bernama Dan Scavino merupakan orang dibalik Twitter pengusaha real estate itu.
Selain "menganggu" keuntungan di bursa saham, kebiasaan nge-tweet Trump juga sempat digugat ke pengadilan. Para penggugat yang berasal dari Columbia university Knight First dan sempat mempersoalkan kebiasaan Trump yang senang memencet tombol "block" ke akun yang tak disukainya.
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ZFXmGB
via IFTTT
No comments:
Post a Comment