Pages

Sunday, August 18, 2019

Rektor Asing, Yakin Bisa Tingkatkan SDM RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi fokus utama pemerintahannya dalam 5 tahun ke depan.

Salah satu pemikiran pemerintah untuk membangun kualitas sumber daya manusia yang unggul adalah dengan mendatangkan rektor asing untuk memimpin perubahan yang diharapkan membawa Indonesia ke level yang lebih bergengsi di tingkat global.

Kehadiran rektor asing diharapkan bisa meningkatkan daya saing Perguruan Tinggi Indonesia (PTN). Pasalnya, PTN yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dianggap belum bisa bersaing dengan PTN luar negeri.

Keberadaan rektor asing pun dibutuhkan untuk meningkatkan kampus-kampus di Indonesia menjadi kampus kelas dunia seperti National University of Singapore (NUS), Nanyang Technology University (NTU), hingga Harvard University.

"Ide mengimpor rektor asing dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia dan meningkatkan riset dan inovasi Indonesia agar bersaing dengan negara lain," kata Guru Besar IPB Herry Suhardiyanto.

Selama ini, kata Herry, salah satu rujukan pemeringkatan kampus kelas dunia adalah QS World University Ranking di mana menggunakan unsur penilaian dari sisi kinerja riset dan kerja sama internasional.

Pertanyaannya, apakah mengundang rektor asing akan meningkatkan reputasi akademik secara global?

"Jika kondisi masih seperti saat ini, di mana peraturan masih kaku, terkait pengangkatan dosen yang belum leluasa, maka rektor asing juga sulit untuk bekerja. Masalah pendanaan yang secara nominal kurang memadai juga akan membatasi gerak rektor asing," jelasnya.

"Dengan kondisi tersebut, maka rektor asing akan sangat sulit menyelesaikan masalah struktural dan fundamental di sektor pendidikan tinggi di Indonesia. Padahal yang paling penting membangun basis untuk menjadi kampus kelas dunia," kata Herry.

Ekonom INDEF Didin Damanhuri menilai, gagasan mengimpor rektor asing perlu dipikirkan secara matang. Apalagi menurutnya, mengatasi masalah pendidikan di Indonesia tidak bisa menggunakan cara instan dengan mengundang rektor asing.

"Mencari jalan keluar tidak dengan cara instan, tapi dengan perencanaan dan program yang sistematis berjangka menengah dan panjang," tegas Didin.

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2PcBjDc
via IFTTT

No comments:

Post a Comment