Dilansir AFP, indeks acuan Nikkei 225 anjlok 1,94% atau 418,56 poin menjadi 21.122,43 pada awal perdagangan. Sementara indeks Topix turun 1,82% atau 28,48 poin menjadi 1.538,87.
Trump, melalui serangkaian postingan di Twitter pada Kamis kemarin mengatakan bahwa AS akan mengenakan bea masuk 10% untuk barang China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September.
"Pembicaraan dagang terus berlanjut, dan selama pembicaraan tersebut, AS akan mulai, pada tanggal 1 September, memberikan tambahan tarif 10% untuk sisa US$ 300 miliar barang dan produk yang berasal dari China ke Negara kami. Ini belum termasuk US$ 250 miliar yang sudah dikenai tarif 25%," katanya.
Pengumuman itu disampaikan setelah kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu mengakhiri putaran perundingan dagang pekan ini di Shanghai, China. Negosiasi akan dilanjutkan di Washington DC pada awal September.
Analis di National Australia Bank Tapas Strickland mengaku tidak mengetahui secara jelas apa yang menyebabkan Trump kembali mengenakan tarif. Namun, ia memperkirakan ancaman itu dilakukan dengan harapan dapat menekan China untuk membuat kesepakatan.
"Mungkin kemudian China akan membalas dengan intensifikasi hambatan non-tarif, serta China membuat stimulus tambahan," kata Strickland.
Selain isu global, pelaku pasar di Jepang juga nampaknya tertekan oleh perselisihan politik dan ekonominya dengan Korea Selatan. Perselisihan yang dipicu masalah kerja paksa di era Perang Dunia itu berujung pada pembatasan ekspor tiga bahan semikonduktor utama ke Negeri Ginseng.
Hal ini ditanggapi dengan serius oleh warga Korea Selatan, di mana mereka melarang penjualan dan pembelian produk Jepang di sejumlah wilayah.
Semua itu kemudian berujung pada ancaman di mana Jepang berniat menghapus Korea Selatan dari white list atau daftar yang bisa memberi suatu negara keringanan hambatan dalam berdagang dengan Jepang.
(miq/miq)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/31jzKVB
via IFTTT
No comments:
Post a Comment