Pages

Sunday, August 25, 2019

AS-China Membara, IHSG Rentan Tekanan di Awal Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kembali tereskalasinya perang dagang antara Amerika Serikat dan China memberi ketidakpastian pagi pasar keuangan global. Para analis memperkiakan bursa saham domestik masih rentan tertekan di awal pekan ini.

Kendati demikian, pada perdagangan akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan menguat 0,26% ke level 6.255.60 terdongkrak katalis positif dari Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,5% pada sehari sebelumnya.

Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee berpendapat, pasar masih sangat rentan terkoreksi di awal pekan ini karena Chairman the Fed, Jerome Powell dalam pidato di Jackson Hole, Wyoming AS tidak memberikan indikasi penurunan suku bunga di masa depan, seperti yang diekspektasikan pasar.


Selanjutnya, risiko resesi akibat inversi kurva yield di mana selisih yield antara tenor 10 tahun dan 2 tahun kembali terjadi pada akhir pekan lalu tetapi sebagian besar bergerak flat.

"Pasar sangat mungkin terkoreksi dalam pada perdagangan Senin dengan support 6.153 sampai 6.022 dan resistance di level 6.265 sampai 6.329," kata Hans Kwee, Senin (26/8/2019).

PT Valbury Sekuritas mencermati, sentimen perdagagan hari ini dari dalam negeri berumber dari pemerintah yang mulai mewaspadai resesi ekonomi dunia, menyusul negara G20 sudah terkontraksi dengan resesi ekonomi. Tiga di antaranya: Jerman, Singapura, dan Argentina, sudah masuk dalam masa krisis.

Untuk itu pemerintah akan mengantisipasi pelemahan ekonomi global, pasalnya pelemahan dari beberapa negara di wilayah Asia, termasuk Eropa dan Cina, bahkan India yang jadi pasar negara berkembang semakin mempersulit pasar ekspor, terutama bagi Indonesia.

Beralih dari sana, pertemuan G7 pada Sabtu, 24 Agustus 2019 mendatang diperkirakan akan berlangsung panas saat tujuh kepala negara anggota G7 mengutarakan pandangan atas sejumlah isu global mulai dari Brexit hingga bagimana mengatasi kebakaran hutan hujan di kawasan Amazon.

Belum redanya tekanan perang dagang, lanjut Valbury akan semakin membuat pelaku pasar resah dan menjadi tekanan pada investasi aset berisko di pasar global. "Pada akhirnya sentimen tersebut bisa berimbas pada pasar saham Indonesia yang dapat mendorong IHSG pada perdagangan saham pada pekan ini rawan terkoreksi," tulis Valbury Sekuritas dalam risetnya.

Valbury memproyeksikan, pada perdagangan hari ini, IHSG akan melaju pada level support 6.221/6.187/6.170 dan resistance 6.273/6.290/6.324. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2ZgqPHD
via IFTTT

No comments:

Post a Comment