Untuk perdagangan hari ini Kamis (25/07/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan menguat terbatas. Pergerakannya akan dipengaruhi faktor dari luar maupun dalam negeri.
Pagi tadi, Bursa Saham Wall Street ditutup bervariasi, indeks Dow Jones melemah 0,3%, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq komposit mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) setelah naik masing-masing 0,5% dan 0,9%.
Laporan pendapatan emiten menjadi penggerak utama Wall Street pada perdagangan kemarin. Sejauh ini laporan laba/rugi perusahaan-perusahaan tersebut cukup baik.
Sekitar seperempat emiten yang tergabung dalam indeks S&P 500 telah melaporkan pendapatannya, dan 78% diantaranya mencetak laba di atas ekspektasi pelaku pasar, berdasarkan data yang dihimpun FactSet, dilansir oleh CNBC International.
Meski demikian, beberapa nama-nama besar emiten justru membukukan pendapatan yang mengecewakan dan harga sahamnya terpantau jeblok. Boeing misalnya, raksasa digantara tersebut membukukan kerugian US$ 2,9 miliar di kuartal-II 2019, atau yang terburuk sepanjang sejarah perusahaan akibat dikandangkannya pesawat tipe 737 Max yang dua kali terjatuh.
Saham Caterpillar anjlok 4,5% setelah melaporkan laba dan pendapatan yang lebih rendah dari ekspektasi akibat biaya yang meningkat. Perang dagang AS-China menjadi salah satu penyebab buruknya kinerja keuangan Caterpillar.
Dua nama di atas membuat indeks Dow Jones tertinggal dari dua indeks utama lainnya yang mencetak rekor tertinggi.
Dari dalam negeri, IHSG kemarin melemah lantaran minimnya katalis positif disertai aksi ambil untung investor asing. Pergerakan IHSG hari ini berpotensi digerakkan sentimen yang berasal dari eksternal. hubungan Amerika Serikat (AS)-China yang semakin membaik membuat bursa-bursa Asia menghijau.
Delegasi AS berencana datang ke Shanghai awal pekan depan untuk melanjutkan proses negosiasi dagang.
Secara teknikal, IHSG masih menunjukkan potensi koreksi sehat dikarenakan posisinya yang mulai bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average five/MA5).
Sumber: Refinitiv
|
Namun demikian pola tersebut tidak menunjukkan adanya perubahan tren kenaikan IHSG selama ini, sehingga IHSG masih berpotensi menguat karena mengikuti tren kenaikannya. Ada potensi IHSG akan kembali mengakhiri perdagangan di atas level 6.400 kembali.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2K0TLsP
via IFTTT
No comments:
Post a Comment