Pages

Monday, August 20, 2018

Segmen Suara Pemuda Diprediksi Jadi Milik Jokowi di Pilpres 2019

KENDARI - Segmen suara pemuda diprediksi akan melekat kepada Joko Widodo pada pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hal tersebut seiring dengan kebijakan Petahana mendorong produktivitas generasi muda di Indonesia.

Meski usianya yang tak lagi muda, Jokowi tetap dianggap sebagai representasi dari pemilih pemula karena kebijakannya yang menyasar generasi milenial.

BERITA TERKAIT +

Yang terbaru, aksi Joko Widodo mengendarai sepeda motor dalam pembukaan Asian Games "mengetuk" pemilih pemula untuk memberikan respek kepada Kepala Negara. Hal itu disebut sebagai keberpihakan Jokowi akan pemimpin bagi kaum muda yang enerjik dalam bekerja.

"Bagi Kita Jokowi adalah representatif pemimpin muda yang hadir untuk negeri. Kita Jokowi lahir merupakan wujud semangat agar 2019 Jokowi meneruskan kepemimimpinannya karena pemimpin yang mencintai rakyatnya pasti dicintai rakyatnya," jelas Koordinator Nasional 'Kita Jokowi', Ichya Halimudin dalam acara deklarasi di Hotel Aiditorium Hotel Qubra, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Ichya juga menilai, Jokowi berhasil membangun stabilitas politik, ekonomi, sosial. Sebagai contoh kecil BUMN sebagai garda terdepan perekonomian bangsa, era jokowi berhasil mengurangi kerugian hingga 84% (Rp5,4 triliun) dibanding era sebelumnya sebesar Rp32,6 triliun.

Dari ratusan peserta deklarasi 'Kita Jokowi', mereka menuliskan surat yang akan diberikan langsung kepada Jokowi. Itu sebagai bentuk kasih sayang dan rasa terima kasih yang sudah membawa perubahan untuk kemajuan Indonesia. Termasuk hastag #2019teruskan.

Ichya menilai Jokowi layak untuk memimpin kembali dengan pertimbangan capaian-capaiannya. Ke depan, 'Kita Jokowi' bertekad, berjuang dan bekerja untuk memenangkan Bapak Jokowi dengan target suara kaum milenial dengan cara door to door campaign, program program anak muda yang kreatif dan membangun.

"Kami juga akan melawan kampanye hitam, berita hoax dan adu domba yang dapat memecah belah bangsa ini, agar tercipta pemilu yang bahagia, demokratis dan penuh cinta kasih sayang. Tidak militeristik, otoritarianisme dan berteriak-teriak tanpa kerja nyata,” ucapnya.

Sebab, menurut Ichya, era pemimpin kini sudah berubah, pemimpin wajib melayani dan bukan dilayani, pemimpin mencontohkan bukan mencemooh, pemimpin bekerja bukan bualan berkata-kata belaka.

(kha)

Let's block ads! (Why?)

from Sindikasi welcomepage.okezone.com kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2ON7c0c

No comments:

Post a Comment