Pages

Thursday, August 23, 2018

Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Binsis Kredit Online

JAKARTA - Dalam beberapa bulan ini, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berfluktuasi. Bahkan mata uang Garuda sempat menyentuh angka Rp14.600 per USD.

Menanggapi hal tersebut, Head of Marketing Akulaku Kimberly Lietania mengatakan, gejolak pada Rupiah sama sekali tidak menganggu bisnisnya. Sebab, masih banyak masyarakat yang berbelanja dengan menggunakan metode pembayaran kredit online.

BERITA TERKAIT +

Secara jumlah pengguna alias user, khusus di Akulaku saja, sejak berdiri pada Juni 2016 yang lalu, sudah ada 15 juta user yang mendownload dan mengajukan kredit online. Jumlah tersebut bahkan masih bisa bertambah seiring semakin banyaknya e-commerce yang menawarkan jual beli secara online.

Dari jumlah 15 juta tersebut yang paling banyak melakukan kredit online adalah para generasi Milenial. Jika di presentasekan ada sekitar generasi Milenial yang melakukan kredit online angkanya mencapai 90% dari 15 juta users Akulaku, artinya ada sekitar 13,5 juta generasi milenial belanja dengan menggunakan cara pembayaran kredit online.

"Iya (Rupiah melemah kredit tetap banyak). Kenyatannya kredit belanja secara online makin meningkat setahun ini. Jadi enggak masalah sih kita," ujarnya saat berbincang dengan Okezone di Gandaria City, Jakarta, Kamis (23/8/2018).

Kimberly juga menyebut jika perekonomian Indonesia secara keseluruhan juga dinilainya sangat baik. Meskipun banyak kalangan beranggapan jika ekonomi Indonesia berada dalam kondisi lampu hijau.

Ucapan Kimberly bukannya tanpa alasan. Menurut Kimberly, membaiknya perekonomian Indonesia terlihat dari daya beli masyarakat yang terus meningkat baik offline maupun online.

Dari offline, meskipun banyak yang menganggap tergerus daya belinya namun kenyataan di lapangan justru berbeda. Terbukti mall-mall mulai kembali diserbu oleh masyarakat.

Tak berbeda dengan offline, daya beli masyarakat di belanja online juga terus menanjak setiap tahunnya. Utamanya adalah generasi milenial yang menurutnya menjadi pasar tertinggi dari belanja online di Indonesia.

"Mungkin patokannya bukan dari rupiah kali tapi kalau kita lihat masyarakat di Indonesia kalau gimana pun bisnis offline makin menurun nih makin susah ekonomi. Tapi kenyataannya kredit belanja secara online makin meningkat setahunnya. Dari situ sih bagi kita enggak ada masalah," jelasnya.

(feb)

(rhs)

Let's block ads! (Why?)

from Sindikasi welcomepage.okezone.com kalo berita nya gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2w5wKig

No comments:

Post a Comment