Pages

Monday, August 26, 2019

AS Terima Telepon dari China, Bursa Singapura Bergairah Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks acuan di Bursa Singapura 'kebakaran' pada penutupan perdagangan Senin kemarin (26/8/2019) dengan mencatatkan koreksi hingga 1,45% setelah Jumat pekan lalu (23/8/2019) China dan Amerika Serikat (AS) saling ancam serangan tarif impor baru.

Pada perdagangan Selasa ini (27/7/2019), data perdagangan mencatat, indeks Straits Times (STI) tampaknya mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan dengan dibuka turun tipis 0,02% ke level 3.064,78 poin.

Namun hingga berita ini dimuat, indeks tersebut mulai melenggang ke zona hijau dengan mencatat kenaikan 0,32% menjadi 3.075,07 poin.


Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 13 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 11 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Mulai merangkak naiknya bursa saham acuan Negeri Singa tersebut terdorong oleh informasi dari Presiden AS Donald Trump yang kemarin mengatakan bahwa Negeri Tiongkok siap untuk kembali bernegosiasi dan akan berdiskusi lebih serius, dilansir CNBC International.

"China tadi malam menelpon para pejabat utama perdagangan kami [AS] dan berkata 'mari kembali ke meja', jadi kita akan kembali ke meja dan saya pikir mereka ingin melakukan sesuatu," kata Trump.

AS Terima Telepon dari China, Straist Times Mulai BergairahFoto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

"Mereka telah terluka sangat parah tetapi mereka mengerti ini adalah hal yang benar untuk dilakukan dan saya sangat menghormatinya. Ini adalah perkembangan yang sangat positif bagi dunia, " ujar Trump seperti diwartakan CNBC International.

Apalagi, pejabat pemerintahan AS juga mendinginkan suasana dengan memberi sinyal bahwa AS masih sangat terbuka untuk meneken kesepakatan dagang dengan China, asalkan kesepakatannya merupakan kesepakatan yang adil dan berimbang.

"Jika China setuju terhadap sebuah hubungan yang adil dan berimbang, kami akan menandatangani kesepakatan (dagang) itu dalam sekejap," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.


Namun demikian, investor harap tetap mencermati perkembangan terbaru. Pasalnya, Juru Bicara Kementerian Perdagangan Negeri Tiongkok, Geng Shuang, mengatakan dia tidak mengetahui bahwa ada panggilan telepon di antara kedua belah pihak dalam waktu dekat ini.

Kemudian, Hu Xijin yang merupakan pemimpin redaksi The Global Times milik pemerintah China juga mengatakan hal serupa.

"Berdasarkan apa yang saya ketahui, negosiator top China dan AS tidak mengadakan pembicaraan telepon baru-baru ini," ujar Hu dalam akun Twitter resmi pribadinya, pada Senin (26/8/2019).

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/3287chQ
via IFTTT

No comments:

Post a Comment