Jakarta, CNC Indonesia - Laju inflasi Indonesia pada Oktober diperkirakan melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Sepertinya inflasi sepanjang 2019 masih terkendali di kisaran 3%.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi periode November pada awal pekan depan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi November adalah 0,2% secara month-on-month (MoM) dan 3,06% year-on-year (YoY). Sementara inflasi inti diramal 3,16% YoY.
Institusi |
Inflasi MoM (%) |
Inflasi YoY (%) |
Inflasi Inti YoY (%) |
CIMB Niaga |
0.22 |
3.08 |
3.16 |
ING |
- |
3.1 |
- |
Bank Danamon |
0.18 |
3.04 |
3.09 |
Barclays |
- |
3.15 |
3.19 |
Maybank Indonesia |
0.2 |
3.06 |
3.16 |
Danareksa Research Institute |
0.2 |
3.06 |
- |
Citi |
0.08 |
2.94 |
3.19 |
Bank Mandiri |
- |
3.1 |
- |
UOB |
- |
3.4 |
3.3 |
BNI Sekuritas |
0.17 |
3.03 |
- |
Bank Permata |
0.2 |
3.05 |
3.13 |
MEDIAN |
0.2 |
3.06 |
3.16 |
Konsensus tersebut menunjukkan terjadi perlambatan laju inflasi. Pada September, BPS mencatat inflasi sebesar 0,02% MoM, 3,13% YoY, dan inflasi inti 3,2% YoY.
"Kami memperkirakan tekanan inflasi pada November masih terkendali karena harga bahan pangan yang terjaga. Sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah, mangga, dan tomat. Namun ada pula yang mencatatkan kenaikan harga seperti daging ayam ras, bawang bombai, jeruk, dan ikan segar. Harga rokok kretek filter dan tarif tol juga mengalami kenaikan," papar Juniman, Kepala Ekonom Maybank Indonesia.
Sementara harga emas yang beberapa bulan lalu sempat memberi sumbangan terhadap inflasi, lanjut Juniman, kini malah turun. "Harga emas perhiasan relatif stabil, bahkan cenderung turun," ujarnya.
Wajar harga emas perhiasan turun, karena harga emas di pasar dunia pun bergerak ke selatan. Dalam sebulan terakhir, harga sang logam mulia amblas 2,46%.
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2OwuQk8
via IFTTT
No comments:
Post a Comment