Pages

Wednesday, November 20, 2019

Goyang Lagi! Deal Dagang AS-China Tak Akan Diteken Tahun Ini

Jakarta, CNBC IndonesiaProses perampungan dari kesepakatan dagang 'fase satu' antara Amerika Serikat (AS)-China tak akan terjadi tahun ini.

Kedua negara yang berseteru yakni AS dan China terus menerus mengalami kebuntuan dalam rapat-rapat yang dilakukan.


Keyakinan ini diungkapkan Reuters melalui narasumber eksklusifnya yang berada di lingkaran Gedung Putih.

Tekanan China yang terus meminta agar AS menghapuskan lebih banyak tarif impor membuat pembicaraan mandek.

Bukan hanya itu, para pakar perdagangan dan sumber-sumber Reuters mengatakan negosiasi kini menjadi lebih rumit.

Trump menilai mengurangi bea masuk, seperti harapan China, membutuhkan kompensasi yang lebih besar.

Sehingga harus ada hal yang lebih dari sekedar isu kekayaan intelektual dan transfer teknologi inti serta ekspor pertanian yang diajukan pemerintahan AS.

Pada 11 Oktober lalu, Presiden AS Donald Trump dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan bahwa kesepakatan dagang akan ditandatangani lima minggu dari pertemuan tersebut.

Tapi sayangnya hingga kini hal tersebut belum bisa terealisasi.


Sementara itu, dari pihak China, para pejabat mengatakan bahwa Presiden China Xi Jinping dan Trump mungkin akan menandatangani kesepakatan pada awal Desember.

Itu dikarenakan China berupaya memperoleh kesepakatan sebelum 15 Desember tiba.

Pada 15 Desember, AS telah menjadwalkan untuk menerapkan tarif impor baru pada barang-barang China senilai US$ 156 miliar. Barang-barang itu termasuk barang elektronik dan dekorasi Natal.

Banyak pihak percaya, jika kesepakatan fase satu dapat ditandatangani kedua negara sebelum 15 Desember, maka tarif baru itu akan batal dikenakan.

"Jika pembicaraan benar-benar berjalan dengan baik, kenaikan itu akan ditangguhkan," kata Christian Whiton, seorang rekan senior untuk strategi dan perdagangan di Pusat Kepentingan Nasional, dan mantan penasihat administrasi Trump dan George W. Bush.

"Jika tidak, AS akan menerapkan (tarif)-nya dan itu akan membuat perang dagang berlanjut ke tahun depan."

Saat dimintai tanggapan mengenai progres dalam mencapai kesepakatan, juru bicara Gedung Putih Judd Deere mengatakan bahwa kedua ekonomi terbesar di dunia itu terus membuat kemajuan.

"Negosiasi terus berlanjut dan kemajuan sedang dibuat pada teks perjanjian fase-satu," katanya dalam email pada Rabu sore.

Media pemerintah China Xinhua, juga melaporkan bahwa panggilan antara Mnuchin, Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada Sabtu cukup konstruktif. Namun, para pakar media China mengatakan mereka pesimis terhadap kesepakatan itu.

"Beberapa orang China percaya bahwa China dan AS dapat mencapai kesepakatan segera," kata Hu Xijin, editor tabloid China Global Times, melalui Twitter, Rabu.

"China menginginkan kesepakatan tetapi siap untuk skenario terburuk, perang dagang yang berkepanjangan."

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2QNr8EH
via IFTTT

No comments:

Post a Comment