Pages

Wednesday, November 20, 2019

Fokus Saat Ini Adalah Suku Bunga BI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar keuangan dalam negeri relatif tidak banyak bergerak pada perdagangan hari Rabu (20/11/2019). Rupiah melemah, obligasi pemerintah rata-rata melemah, hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat.

Rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 14.090/US$ atau melemah tipis 0,04%. Mayoritas mata uang utama Asia memang melemah terhadap dolar AS: won Korea Selatan paling terdepresiasi setelah melemah 0,23%, yuan China pada posisi runner up dengan pelemahan 0,15%, ringgit Malaysia melengkapi tiga besar setelah melemah 0,1%.

Dari pasar obligasi pemerintah rata-rata juga melemah. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078 dan FR0077 yang bertenor 10 tahun dan 5 tahun, dengan yield masing-masing 0,3 basis poin (bps) menjadi 7,05% dan 6,49%.


Pergerakan harga dan yield pada obligasi saling bertolak belakang, ketika harga naik maka yield turun. Namun, yield-lah yang dijadikan acuan transaksi obligasi di pasar sekunder dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) tersebut, investor asing masih menggenggam Rp 1.066,67 triliun SBN, atau setara 38,91% dari total beredar Rp 2.741 triliun SBN per 19 November 2019. Akhir pekan lalu investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 2,09 triliun, tetapi sejak awal bulan masih surplus Rp 8,2 triliun.

Yield Obligasi Negara Acuan 20 Nov'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 19 Nov'19 (%)

Yield 20 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 20 Nov'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.494

6.497

0.30

6.4711

FR0078

10 tahun

7.05

7.053

0.30

7.0278

FR0068

15 tahun

7.447

7.447

0.00

7.4242

FR0079

20 tahun

7.634

7.632

-0.20

7.6175

Sumber: Refinitiv

Sementara dari pasar saham, IHSG berhasil naik tipis 0,05% ke level 6.155 setelah tertekan hampir sepanjang hari. Berbeda dengan pasar obligasi, investor asing sudah dua hari berturut-turut masuk ke pasar saham, kemarin asing mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 133,35 miliar di pasar reguler.

Secara sektoral, technical rebound pada saham-saham infrastruktur dengan indeksnya yang menguat 0,72% dan bangkitnya sektor keuangan dengan penguatan 0,21% menjadi penyelamat IHSG.

Saham-saham keuangan kembali mendapat perhatian pasar setelah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Selasa (19/11) lalu menurunkan bunga penjaminannya sebesar 25 bps menjadi 6,25%, untuk valuta asing atau valas juga diturunkan 25 bps menjadi 1,75%.

Kini pelaku pasar mengarahkan fokusnya kepada kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan mengakhiri Rapat Dewan Gubernur (RDG) dengan pengumuman kebijakan suku bunganya pada siang hari ini.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan akan dipertahankan di 5%. Refinitiv Reuters dalam polling juga memprediksi suku bunga akan tetap pada level 5%, deposit facility rate juga tetap di level 4,25%, dan lending facility rate tetap di 5,75%.

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2XC8HUO
via IFTTT

No comments:

Post a Comment