Manager Unit Pelaksana Pembangkitan Flores PT PLN (Persero) Lambok R Siregar memaparkan berdasar hasil studi kasar di Forum Group Discussion, Pulau Flores diproyeksi memiliki potensi panas bumi sampai 660 Megawatt (MW).
Untuk potensi yang riil dan sudah teruji, menurut Lambok yang bisa dioptimalkan dan masuk dalam sistem kelistrikan Flores adalah 115 MW sampai 135 MW di 2028.
Rinciannya adalah; PLTP Ulumbu 5 20 MW, PLTP Ulumbu 6 20 MW, PLTP Sokoria 30 MW, PLTP Mataloko 2×10 MW, PLTP Oka Ili Ange 10 MW, dan PLTP Atadei.
Secara perlahan, pembangkit energi terbarukan akan menggantikan pembangkit diesel yang saat ini masih mendominasi kelistrikan Flores.
Lambok menjelaskan, Flores akan mengandalkan pembangkit-pembangkit rendah emisi. PLTD akan digantikan oleh PLTMG yang berbahan bakar gas untuk mengisi beban puncak.
"Memang untuk PLTP akan kita gunakan sebagai base loaded, tapi untuk beban puncak pada pukul 7 malam sampai 10 malam akan gunakan PLTMG," jelasnya.
Saat ini bauran energi baru di Flores sudah mencapai 18,9%.
"Porsinya 20 Megawatt (MW) dari total 112 Megawatt yang sudah terpasang saat ini," ujar Lambok.
Bauran energi baru akan melonjak jadi 23% di Flores mulai Februari 2020 mendatang, yakni dengan masuknya listrik dari Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Sokoria sebanyak 5 MW.
Lambok melanjutkan, dengan begitu Flores akan lebih dulu mencapai target energi baru yang ditetapkan oleh pemerintah. Secara nasional, pemerintah menargetkan porsi bauran energi baru dan terbarukan bisa mencapai 23% di tahun 2025 mendatang.
"Flores bisa lebih cepat, tahun depan sudah tercapai. Bahkan di 2025 nanti porsinya bisa lebih besar," jelas Lambok.
PLTP Sokoria merupakan Independent Power Producer (IPP) atau dibangun oleh investor swasta berasal dari Islandia, yakni PT Sokoria Geothermal Indonesia.
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2R04AAA
via IFTTT
No comments:
Post a Comment